Sekeluarga Terjun dari Apartemen, Korban Disebut Putus Kontak dengan Keluarga Besar Selama 2 Tahun
Jabodetabek | 19 Maret 2024, 09:40 WIBJAKARTA, KOMPAS.TV - Kasat Reskrim Polres Jakarta Utara AKBP Hady Siagian mengatakan bahwa pihaknya sudah memeriksa 12 saksi dalam kasus sekeluarga terjun bersama di Apartemen Teluk Intan, Penjaringan, Jakarta Utara.
Belasan saksi tersebut terdiri dari orang yang berada di tempat kejadian perkara (TKP) dan keluarga besar para korban. Berdasarkan penuturan keluarga besar, suami istri yang menjadi korban dikenal sebagai sosok yang baik.
“Orang baik, enggak ada perselisihan antara keluarga sampai dendam, enggak,” ungkap Hady di Polres Jakarta Utara, Senin (18/4/2024).
Baca Juga: Keluarga Terjun dari Apartemen Sempat Bisnis Kapal Ikan, Gulung Tikar Saat Covid, Ekonomi Berantakan
Mereka rupanya masih memiliki keluarga dan kerabat di Jakarta. Namun, sebagian besar keluarganya berada di Bagansiapiapi, Riau.
Keluarga yang mengetahui kabar satu keluarga diduga bunuh diri di apartemen pun menyesalkan adanya kejadian itu.
“Iya (menyesal). Kalau bicara kan mungkin enggak seperti ini,” kata Hady.
Berdasarkan keterangan dari keluarga korban, suami istri yang menjadi korban rupanya telah lama mengalami putus kontak dengan keluarga besarnya.
Mereka tak lagi berkomunikasi sejak dua tahun ke belakang. Korban juga dinilai tertutup dengan keluarga besarnya.
Menilik dari kasus ini, Hady berpesan agar masyarakat dapat mencari bantuan saat menghadapi masalah, bukan memendamnya seorang diri.
“Jangan sampai kita punya masalah ini dipendam sendiri. Bicaralah kepada orang yang kita percaya,” tukasnya.
Baca Juga: Ternyata Sang Istri Sempat Doa di Kelenteng Lantai Atas sebelum Lompat dari Apartemen Penjaringan
Diberitakan sebelumnya, satu keluarga terjun bersama dari lantai 22 gedung Apartemen Teluk Intan di kawasan Penjaringan, Jakarta Utara, Sabtu (9/3/2024).
Satu keluarga tersebut terdiri atas ayah berinisial EA (51), ibu AEL (50), dan dua anaknya yang berusia remaja yakni perempuan berinisial JL (15) dan laki-laki JWA (13).
Sebelum terjun bersama, EA sempat mencium kening istri dan kedua anaknya. AEL juga mengumpulkan ponsel suami dan kedua anaknya.
Polisi mengatakan empat orang dalam satu keluarga itu terjun bersama-sama dengan kondisi tangan saling terikat.
Kontak Bantuan
Bunuh diri bisa terjadi di saat seseorang mengalami depresi dan tak ada orang yang membantu.
Jika Anda memiliki permasalahan yang sama, jangan menyerah dan memutuskan mengakhiri hidup. Layanan konseling bisa menjadi pilihan Anda untuk meringankan keresahan yang ada.
Untuk mendapatkan layanan kesehatan jiwa atau untuk mendapatkan berbagai alternatif layanan konseling.
Anda bisa simak website Into the Light Indonesia di bawah ini:
https://www.intothelightid.org/tentang-bunuh-diri/hotline-dan-konseling
Penulis : Fiqih Rahmawati Editor : Vyara-Lestari
Sumber : Kompas.com