Kata Kriminolog soal Satu Keluarga Terjun dari Apartemen Penjaringan: Tangan Terikat Jadi Simbol
Jabodetabek | 12 Maret 2024, 19:35 WIBJAKARTA, KOMPAS.TV - Kriminolog Universitas Indonesia (UI) Adrianus Meliala mengatakan detail yang disampaikan polisi terkait satu keluarga diduga melompat dari sebuah apartemen di Penjaringan, Jakarta Utara pada Sabtu (9/3/2024) lalu, menunjukkan kemantapan hati keempat korban untuk melakukan upaya bunuh diri.
Sebelumnya Kapolsek Metro Penjaringan Kompol Agus Ady Wijaya mengungkapkan detik-detik empat orang dalam satu keluarga lompat dari lantai 22 sebuah gedung apartemen di Penjaringan pada Sabtu lalu sekira pukul 16.15 WIB.
Satu keluarga tersebut terdiri atas ayah berinisial EA (51), ibu AEL (50), dan dua anaknya yang berusia remaja yakni perempuan berinisial JL (15) dan laki-laki JWA (13).
Menurut polisi, setelah tiba di apartemen, keempat anggota keluarga itu bergegas menuju lift untuk naik ke rooftop. Sebelum lompat bersama-sama, EA sempat mencium kening istri dan dua anaknya.
Baca Juga: Pakar Nilai Ada Unsur Pidana di Kasus Sekeluarga Lompat dari Apartemen: Kedua Anak Korban Pembunuhan
Selain itu, AEL sempat mengumpulkan handphone (HP) sang suami dan kedua anaknya.
"Terekam CCTV, di dalam lift EA mencium-cium kening dari ketiga orang lainnya. Setelah dicium-cium keningnya, AEL terlihat mengumpulkan handphone-handphone dari semuanya untuk naik ke atas," ujar Agus, Minggu (10/3/2024).
Adrianus mengatakan kemantapan hati untuk melakukan bunuh diri tampak dari waktu yang dibutuhkan keluarga tersebut dari mulai masuk lobi apartemen hingga jatuh, yakni 10 menit.
Sikap ibu yang mengumpulkan HP, menurut dia, juga mengindikasikan keseriusan dalam menjalankan upaya bunuh diri.
“Jadi kelihatan kalau keluarga ini sudah deterministik ya, sudah mantap dalam rangka bertindak,” kata Adrianus dalam dialog Kompas Petang KOMPAS TV, Selasa (12/3/2024).
Penulis : Fiqih Rahmawati Editor : Edy-A.-Putra
Sumber : Kompas TV