Usai Bunuh Satu Keluarga dan Perkosa Mayatnya, Pelaku Curi Uang Rp350 Ribu dan 3 Ponsel Korban
Kalimantan | 8 Februari 2024, 12:50 WIBPENAJAM PASER UTARA, KOMPAS.TV - Polisi mengungkapkan bahwa aksi kejahatan yang dilakukan oleh remaja berinsial JND tidak hanya pembunuhan dan pemerkosaan, melainkan juga melakukan tindak pidana pencurian.
Remaja berusia 16 tahun tersebut diketahui juga mencuri barang berharga milik satu keluarga yang telah dibunuhnya di Desa Babulu Laut, Kecamatan Babulu, Penajam Paser Utara (PPU), Kalimantan Timur.
Kapolres Penajam Paser Utara AKBP Supriyanto mengungkapkan, barang berharga milik korban yang dicuri pelaku JND antara lain berupa uang Rp350 ribu dan tiga unit telepon seluler alias ponsel.
Baca Juga: Pengakuan Pembunuh Sekeluarga di Penajam saat Diinterogasi, Akui Perkosa Mayat Eks Pacar dan Ibunya
Menurut Supriyanto, pelaku JND mencuri barang berharga satu keluarga itu setelah melancarkan aksi pembunuhan dan pemerkosaan terhadap mayat korban.
"Jadi selesai melakukan pembunuhan, dia mengambil handphone dan uang korban sebesar Rp 353 ribu,” kata Supriyanto.
Supriyanto mengatakan, pelaku JND menghabisi nyawa satu keluarga yang beranggotakan lima orang menggunakan parang tanpa gagang sepanjang 60 sentimeter.
Kelima korban tersebut antara lain Waluyo dan istrinya Sri Winarsih, lalu ketiga anak pasangan suami istri tersebut masing-masing berinisial RJS (15), VDS (11), dan ZAA (3).
Adapun anak pertama korban berinisial RJS disebut pernah menjalin hubungan asmara dengan pelaku JND. Namun, hubungan keduanya kandas karena disebut tidak direstui oleh orang tua sang gadis.
Baca Juga: Motif Remaja Bunuh Satu Keluarga di Penajam, Asmara Tak Direstui hingga Dendam karena Hal Sepele
Hal inilah yang disebut-sebut menjadi motif pelaku JND melakukan pembunuhan terhadap satu keluarga yang merupakan tetangganya tersebut.
Supriyanto menuturkan, sejauh ini ada dua motif remaja berusia 16 tahun itu melakukan pembunuhan terhadap lima orang sekaligus.
Dugaan pertama, kata Supriyanto, pelaku membunuh korban karena motif asmara. Menurut Supriyanto, dari hasil penyelidikan, korban RJ pernah menjalin hubungan asmara dengan JND.
Namun, informasinya hubungan asmara pelaku JND dan RJ tidak berlanjut karena tidak direstui oleh orang tua korban.
Kemudian, lanjut Supriyanto, dugaan kedua karena dendam. Pelaku JND dan korban RJ disebut sering cekcok karena masalah sepele.
Baca Juga: Alibi Remaja Pembunuh Satu Keluarga di Penajam, Ajak Kakak Lapor Ketua RT Mengaku Lihat Pelakunya
“Sebetulnya sepele saja masalahnya. Mereka sering cekcok karena masalah ternak, ayam, dan anjing. Kebetulan korban tidak suka anjing sementara pelaku punya anjing,” kata Supriyanto.
Selain itu, Supriyanto menambahkan, cekcok antara keduanya terjadi karena pelaku merasa kesal korban RJ sudah tiga hari tidak mengembalikan helm miliknya.
“Kebetulan pelaku umurnya 16 tahun dan korbannya masih 15 tahun, sehingga emosinya masih labil,” ujar Supriyanto.
Baca Juga: Kronologi Remaja Bunuh Satu Keluarga di Penajam, Matikan Listrik Rumah Korban Lalu Membabi Buta
Penulis : Tito Dirhantoro Editor : Fadhilah
Sumber : Kompas TV