Peringatan Dini, BMKG Imbau Warga DIY Waspadai Bencana Hidrometeorologi saat Puncak Musim Hujan
Jawa tengah dan diy | 23 Januari 2024, 22:15 WIBYOGYAKARTA, KOMPAS.TV - Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) mengeluarkan peringatan dini untuk warga Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) terkait potensi bencana hidrometeorologi saat puncak musim hujan yang diprediksi terjadi pada Februari 2024.
Kepala Stasiun Klimatologi BMKG Yogyakarta Reni Kraningtyas mengingatkan, wilayah DIY rawan mengalami banjir, tanah longsor, dan puting beliung selama musim penghujan.
"Perlu diwaspadai pada periode musim hujan bencana hidrometerologi seperti banjir, tanah longsor dan puting beliung yang berpotensi terjadi di daerah-daerah rawan bencana di wilayah D.I. Yogyakarta terutama di puncak musim penghujan," kata Reni di Yogyakarta, Senin.
Menurut dia, dalam tiga dasarian ke depan, yaitu dari dasarian III Januari hingga dasarian II Februari 2024, curah hujan di DIY diperkirakan berkisar antara 20-150 mm dengan kriteria rendah-menengah.
Baca Juga: 31 Ribu Orang di 9 Kecamatan Terdampak Banjir dari Luapan Sungai Kapuas Kalbar!
Pada bulan Februari 2024, curah hujan diprediksi mencapai 151-500 mm dengan sifat hujan bervariasi mulai dari bawah normal hingga atas normal.
Reni menambahkan, pada Maret 2024, curah hujan di DIY diperkirakan berkisar 201-500 mm (kriteria menengah-tinggi). Sedangkan pada April 2024, curah hujan di DIY diperkirakan berkisar 151-500 mm (kriteria menengah-tinggi).
Oleh karena itu, BMKG mengimbau pemerintah daerah dan masyarakat untuk meningkatkan kesiapan dan antisipasi terhadap potensi hujan lebat, petir, dan angin kencang selama periode musim hujan.
Dalam upaya antisipasi, Reni menyarankan langkah-langkah seperti memangkas pohon-pohon rindang yang rentan roboh atau patah akibat angin kencang dan hujan lebat.
Selain itu, membersihkan saluran-saluran air dan menjaga kesehatan seiring dengan perubahan cuaca yang tidak menentu.
"Membersihkan saluran-saluran air, menjaga kesehatan seiring dengan perubahan cuaca yang tidak menentu," ujar Reni, seperti dikutip dari Antara.
Analisis BMKG menunjukkan, angin di wilayah Indonesia selatan ekuator didominasi oleh angin baratan, mengindikasikan aktivitas Monsun Asia yang mulai aktif.
Indeks El Nino Southern Oscillation (ENSO) dalam kategori El Nino menengah, Dipole Mode Index (DMI) dalam kategori dipole mode positif, dan Madden Julian Oscillation (MJO) aktif di perairan Samudra Pasifik.
Analisis suhu muka air laut di perairan selatan DIY juga menunjukkan kondisi normal-hangat dengan suhu berkisar antara 28-30 derajat Celsius.
Semua faktor ini dapat memengaruhi pola cuaca dan potensi bencana hidrometeorologi di DIY selama musim hujan.
Baca Juga: Talud Setinggi 5 Meter di Sleman DIY Longsor, Timpa Rumah dan Gedung Kampus!
Penulis : Kiki Luqman Editor : Edy-A.-Putra
Sumber : Antara