> >

Cuaca Ekstrem, BPBD Sleman Imbau Warga Waspada Pohon Tumbang

Jawa tengah dan diy | 21 Januari 2024, 23:55 WIB
Ilustrasi pohon tumbang akibat hujan deras yang disertai angin kencang. (Sumber: KOMPAS.com/ RAHMAT RAHMAN PATTY)

YOGYAKARTA, KOMPAS.TV - Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta mengimbau warga untuk mewaspadai pohon tumbang akibat cuaca ekstrem.

Ia menjelaskan, hujan angin dengan intensitas tinggi menyebabkan daya cengkeram akar pohon menjadi lemah.

"Mengingat sejak beberapa waktu lalu, dan diperkirakan masih akan berlangsung beberapa hari ke depan hujan terus-menerus terjadi, maka kami imbau masyarakat mewaspadai pohon besar dan rindang karena rawan tumbang," kata Kepala Pelaksana BPBD Kabupaten Sleman Makwan di Sleman, Minggu (21/1/2024).

"Ini menyebabkan potensi pohon yang rindang akan mudah tumbang jika terkena angin. Kami mohon kewaspadaan masyarakat, terutama pohon perindang jalan dan yang dekat permukiman," katanya.

Ia mengatakan, wilayah DIY termasuk Kabupaten Sleman dalam beberapa hari ini mengalami hujan dengan intensitas ringan hingga sedang dan durasi yang cukup panjang.

"Informasi dari BMKG ini merupakan dampak dari badai Siklon Tropis Anggrek yang diperkirakan masih akan berlangsung hingga beberapa hari ke depan," katanya.

Makwan mengatakan, akibat peristiwa ini, sejumlah pohon di beberapa di Sleman tumbang dan tanah longsor.

Baca Juga: Guru SD Swasta di Yogyakarta yang Cabuli 5 Muridnya Ditangkap, Pelaku Beraksi saat Jam Pelajaran

Kejadian pohon tumbang dan atap rumah terbawa angin tersebut meliputi di Kapanewon (Kecamatan) Cangkringan yakni Kalurahan Umbulharjo, Glagaharjo, Argomulyo dan Kalurahan Kepuharjo.

"Di Kalurahan Tirtomartani, Kalasan, satu pohon tumbang menimpa jaringan listrik; di Jalan Berbah-Prambanan, Kalurahan Kalitirto, Berbah pohon tumbang menutup akses jalan dan menimpa pengendara motor. Korban mengalami luka ringan dan sudah mendapatkan perawatan," katanya.

Selain itu, longsor terjadi di Kapanewon Mlati di Kalurahan Sendangadi, sebuah talud longsor dan menimpa bangunan Universitas Mahakarya Asia.

Sebelumnya, BPBD DIY meminta masyarakat agar meningkatkan kewaspadaan selama status siaga darurat bencana hidrometeorologi yang telah ditetapkan sejak 20 Desember 2023 lalu hingga 29 Februari 2024.

"Status siaga darurat ini bukan hanya untuk petugas saja, tetapi masyarakat juga harus siaga melakukan pencegahan," kata Kepala Pelaksana BPBD DIY Noviar Rahmad di Yogyakarta, Selasa (16/1/2024).

"Saat ini kan statusnya masih siaga belum tanggap darurat," kata dia.

Ia menjelaskan, masyarakat harus ikut mencegah, salah satunya dengan memangkas ranting pohon yang berpontensi roboh di lingkungan masing-masing.

Selama status siaga darurat tersebut, menurut Noviar, sejumlah dampak bencana yang perlu diantisipasi adalah tanah longsor dan pohon tumbang.

"Yang sekiranya berpotensi roboh saat ada angin kencang supaya segera dipotong," kata dia.

"Dua bencana itu yang paling diantisipasi. Kalau bencana banjir sepertinya petanya tidak di seluruh wilayah, tetapi kalau tanah longsor dan pohon tumbang bisa jadi di seluruh wilayah," lanjut dia.

Menurut Noviar, tidak ada pendirian posko khusus selama status siaga darurat bencana tersebut kecuali mengoptimalkan peran Pusat Pengendalian Operasi (Pusdalops) di masing-masing BPBD lima kabupaten/kota.

Pusdalops BPBD kabupaten/kota secara intensif memantau informasi cuaca di DIY yang di-update Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) setiap dua jam sekali setiap hari.

"Tidak ada posko karena sudah ada Pusdalops di BPBD kabupaten/kota yang secara otomatis berfungsi sebagai posko," ujar dia dikutip dari Antara.

Selain meningkatkan peran Pusdalops, BPBD DIY juga menyiagakan seluruh relawan yang tersebar di 332 kelurahan atau desa tangguh bencana di lima kabupaten/kota di DIY.

Baca Juga: Waspada Siklon Tropis Anggrek, BMKG: 31 Wilayah Berpotensi Alami Cuaca Ekstrem 19-20 Januari 2024

 

 

Penulis : Kiki Luqman Editor : Vyara-Lestari

Sumber : Kompas TV/Antara


TERBARU