> >

Motif Satu Keluarga Bunuh Diri di Malang Ternyata karena Utang, Terungkap dari Pengakuan Anak Korban

Jawa timur | 13 Desember 2023, 19:45 WIB
Personel Polres Malang pada saat melakukan olah Tempat Kejadian Perkara (TKP) pada sebuah rumah di Desa Saptorenggo, Kecamatan Pakis, Kabupaten Malang, Jawa Timur, Selasa (12/12/2023). (Sumber: ANTARA/HO-Humas Polres Malang)

JAKARTA, KOMPAS.TV - Polres Malang mengungkapkan motif kasus satu keluarga tewas yang diduga karena melakukan bunuh diri di rumahnya di Dusun Boro RT03/10, Desa Saptorenggo, Kecamatan Pakis, Kabupaten Malang, Jawa Timur, pada Selasa (12/12/2023) usai melakukan penyelidikan mendalam.

Diketahui, ada tiga orang korban yang meninggal dunia yang diduga melakukan bunuh diri, yakni suami berinisial WE (43), istri berinisial S (40) dan anak ARE (12). 

Sementara satu anak lainnya berinisial AKE (12) dalam kondisi selamat dan hidup. AKE dan ARE merupakan anak kembar pasangan itu.

Baca Juga: Kronologi Satu Keluarga Ditemukan Tewas Diduga Bunuh Diri di Malang, 2 Korban Mengeluarkan Busa

Adapun WE merupakan seorang guru di salah satu Sekolah Dasar Negeri (SDN) di Kecamatan Sukun, Kota Malang, dan istrinya, S, berjualan kue di rumah. 

Sementara kedua anak mereka yakni AKE dan ARE masih sekolah dan duduk di bangku kelas VII Sekolah Menengah Pertama (SMP).

Kasat Reskrim Polres Malang AKP Gandha Syah Hidayat mengatakan bahwa berdasarkan hasil penyelidikan sementara, diketahui bahwa motif bunuh diri tiga orang dalam satu keluarga tersebut terkait masalah utang.

"Dari sini kita bisa menyimpulkan sementara untuk motif tindakan yang dilakukan oleh almarhum Bapak WE ini lebih ke arah motif ekonomi," kata Gandha di Kabupaten Malang, JawanTimur, pada Rabu (13/12/2023).

Gandha menjelaskan, sejauh ini Polres Malang telah meminta keterangan dari tujuh orang saksi dalam kasus bunuh diri tersebut. 

Baca Juga: Pesan Terakhir Satu Keluarga Diduga Bunuh Diri di Malang ke Anaknya yang Masih Hidup, Ini Isinya

Saksi yang telah dimintai keterangan itu di antaranya adalah ketua Rukun Warga (RW) setempat yang merupakan tetangga korban.

Selain itu, kata Gandha, polisi juga telah memintai keterangan terhadap anak WE yang selamat, yaitu berinisil AKE. Hasilnya, diketahui bahwa WE ternyata pernah meminta tolong untuk meminjam sejumlah uang.

"Beberapa orang saksi yang kita mintai keterangan, memberikan informasi bahwa beberapa kesempatan yang lalu, yang bersangkutan WE pernah memohon, meminta tolong untuk meminjami sejumlah uang," ujarnya.

Ia menambahkan, satu pekan sebelum peristiwa bunuh diri tersebut, korban WE sempat menyampaikan kepada sejumlah saksi bahwa ia tidak bisa mengembalikan uang yang dipinjamnya tersebut. 

Namun demikian, Gandha mengaku bahwa pihaknya belum mengetahui pasti jumlah utang korban tersebut.

Baca Juga: Satu Keluarga Tewas di Malang, Diduga Bunuh Diri, Polisi Temukan Bungkus Obat Nyamuk Cair

"Masih perlu didalami untuk jumlah beban keuangan yang dimiliki oleh Saudara WE. Belum bisa kami dalami terkait itu, berapa-berapanya,” ucapnya. 

“(Hutang sejak kapan) kami belum mendalami terkait masalah itu, yang jelas yang bersangkutan memiliki beban utang.”

Berdasarkan fakta penyelidikan, Gandha menuturkan, diketahui bahwa utang yang dimiliki oleh korban WE merupakan utang perseorangan. Polisi masih belum menemukan fakta bahwa korban terjerat utang pada aplikasi pinjaman online (pinjol).

"Sementara ini kami menemukan yang ada faktanya itu orang perseorangan. Karena sampai saat ini, faktanya memang keluarga terdekat dan rekan kerja beliau tidak pernah mendapat WA (Whatsapp) teror atau SMS teror yang identik dengan pinjaman online seperti itu," ujar Gandha.

Baca Juga: Ayah di Jagakarsa Coba Bunuh Diri usai Diduga Bunuh 4 Anak, Pakar: Tanda-Tanda Suicide Epidemic

 

Penulis : Tito Dirhantoro Editor : Vyara-Lestari

Sumber : Kompas TV


TERBARU