> >

Pagi Para Perempuan Pelinting Tembakau di Temanggung

Jawa tengah dan diy | 11 Desember 2023, 07:05 WIB
Dua perempuan pekerja di pabrik cerutu berusia lebih dari seabad di Temanggung, Jawa Tengah, sedang mengemas cerutu hasil produksi mereka, Selasa (5/12/2023). (Sumber: Kompas.TV/Kurniawan Eka Mulyana)

Hal itu juga yang menurut Safaroh menjadi pertimbangan pabrik tempatnya bekerja tetap menggunakan peralatan manual, yakni keterbatasan kemampuan para pekerja.

Namun, alasan tetap menggunakan peralatan manual bukan hanya karena faktor usia pekerja saja, tetapi juga untuk mempertahankan kualitas produksi dan rasa cerutu.

“Sampai sekarang masih pertahankan hand made? Karena pekerjanya banyak yang sepuh (lanjut usia).”

Saat ini, jumlah pekerja di pabrik cerutu tersebut sebanyak 35 orang, dengan beberapa jenis pekerjaan, mulai dari pemilihan daun, ngamberi atau melinting, hingga mengemas.

Khusus untuk pegawai yang bertugas melinting, jumlahnya ada delapan orang. Masing-masing pelinting dapat memroduksi antara 300 sampai 500 batang per hari.

“Hand made ini juga lebih menarik dan mempertahankan rasa. Per hari per orang bisa menghasilkan 300-500 linting.”

Proses Melinting Cerutu

Ruang produksi tempat melinting cerutu tersebut berukuran tidak terlalu luas. Ada beberapa meja dan kursi di tempat itu, serta satu alat press manual yang berada dekat tembok bagian belakang.

Satu cermin berukuran kecil tertempel di dinding ruangan, tepat di samping salah satu meja produksi.

Sedikit berbeda dengan ruangan sebelahnya yang digunakan untuk menggiling tembakau, di tempat ini sesekali masih terdengar para pekerja berbincang.

Meski demikian, mereka melakukannya dengan terus berproduksi. Jemari para perempuan itu lincah menata lembaran daun tembakau di atas meja, kemudian mengisinya dengan tembakau rajangan yang lebih halus.

Bayangan para perempuan pembuat cerutu di cermin kecil yang menempel di tembok pabrik, di Temanggung, Jawa Tengah, Selasa (5/12/2023). (Sumber: Kompas.TV/Kurniawan Eka Mulyana)

Sesekali mereka memercikkan air ke lembaran daun tembakau, supaya lembaran itu menjadi lebih lemas dan memudahkan mereka melinting.

Lembaran daun tembakau yang digunakan sebagai kulit atau pembungkus merupakan tembakau dengan kualitas lebih bagus daripada isinya.

“Lambarannya dipilh dulu, yang (kualitas) bagus buat luar, yang (kualitas) biasa digiling untuk isi cerutu,” kata Safaroh.

“Sebelum melinting, tembakau kulit dibasahi agar lemas dan tidak sulit dalam melinting. Setelah itu dilem pakai lem tepung kanji,” ujarnya.

Lembaran tembakau yang sudah dilinting dan berbentuk cerutu tersebut kemudian dimasukkan ke dalam semacam alat press yang disebut klakaran.

Alat tersebut berupa dua batang balok kayu yang disusun, dengan bagian tengahnya terdapat beberapa celah melintang seukuran cerutu.

Setelah cerutu-cerutu itu dimasukkan ke dalam alat tersebut, pekerja yang melinting kemudian membawanya ke alat press yang ada di ruangan, lalu menekannya (press) selama 15 hingga 20 menit.

“Setelah digulung kemudian dimasukkan ke dalam alat press, namanya plakaran. Nanti dipress antara 15 sampai 20 menit, setelah itu dilambari lagi.”

“Setelah itu disortir lagi, yang bagus dijemur dan dipacking,” kata Sasfaroh.

Meski sama-sama melinting dengan alat manual, ada perbedaan antara proses melinting di ruang produksi dengan pelinting di luar ruangan.

Proses pelintingan di ruang produksi murni menggunakan jemari tangan para pekerja, sedangkan yang di luar ruangan mereka menggunakan alat pelinting manual yang disebut amberi.

Proes pengepresan pada pembuatan cerutu lintingan tangan di pabrik cerutu Rizona Baru di Temanggung, Jawa Tengah, Selasa (5/12/2023). (Sumber: Kompas.TV/Kurniawan Eka Mulyana)

Kualitas dan harga cerutu yang dilinting menggunakan tangan lebih bagus daripada yang menggunakan amberi.

Setelah seluruh proses pelintingan selesai, selanjutnya cerutu-cerutu itu masuk ke tahap pemotongan dan pengemasan.

“Setelah itu dibanderol dulu baru dipasarkan.”

“Pemasarannya di Temanggung, Jakarta, Bandung. Bahan bakunya dari Jawa Timur tapi ada juga dari Temanggung, kalau ngggak salah tembakau Kedu,” ujarnya.

Penulis : Kurniawan Eka Mulyana Editor : Desy-Afrianti

Sumber : Kompas TV


TERBARU