Nikmati Keanggunan Bunga Amarilis Mekar Tiap Tahun di Gunungkidul, Cocok untuk Selfi
Jawa tengah dan diy | 3 Desember 2023, 09:53 WIB“Kita tanam 20 ton umbi sejak tahun 2002, cuma 2015 kan rusak, jadi kita ganti waktu itu. Di sini kurang lebih ada 500 ribu umbi, setiap umbi berbunga antara empat sampai delapan kuntum,” katanya.
Dari satu umbi dapat menghasilkan dua batang pohon, yang setiap batangnya dapat memunculkan dua hingga empat kuntum bunga.
Baca Juga: Harga Tiket Masuk dan Jam Buka Taman Bunga Amarilis di Gunungkidul Yogyakarta
Biasanya, saat bunga yang mekar baru berusia satu pekan keindahannya belum terlalu terlihat.
Nanti setelah memasuki pekan kedua baru keindahannya semakin terlihat.
Tapi, tak jarang pengunjung baru datang setelah pekan kedua bunga-bunga itu bermekaran, sehingga sebagian sudah mulai layu.
Saat ini, dalam sehari pengunjung yang datang ke tempat itu sekitar 500 hingga 600 orang.
Dalam enam hari terakhir, kata Joni, ada pengunjung yang berasal dari mancanegara, yakni Belgia, Singapura, China, India, dan Rumania.
Jumlah pengunjung terbanyak yang datang dalam sehari, menurut Joni, adalah tahun 2018 lalu, yakni mencapai 2.100 orang.
“Sekarang ini sehari pengunjungnya antara 500 sampai 600 orang. Dulu tahun 2018 itu sempat sehari sampai 2.100 pengunjung. Itu kita hitungnya dari parkir dan sumbangan masuk,” tuturnya.
Besaran Sumbangan
Pihak keluarga Sukadi mematok sumbangan masuk sebesar Rp10 ribu per orang yang ingin menikmati keindahan kembang-kembang tersebut.
Uang sumbangan yang diperoleh dari pengunjung, kata Joni, juga digunakan untuk kenyamanan mereka, mulai dari pembangunan area parkir, sarana prasarana seperti toilet, hingga memperkeras jalan setapak agar tidak becek.
Kembali pada pengunjung, kita gunakan untuk membangun parkiran, memperkeras jalan supaya nggak becek, dll.
Bahkan, pihaknya tidak mengharuskan semua pengunjung memberi sumbangan.
Ada beberapa pengunjung yang memang tidak berkenan membayar tetap diperbolehkan menikmati keindahan bunga-bunga tersebut.
“Sumbangan masuk itu kita sifatnya tidak memaksa dan tidak terikat, biasanya kan per orang Rp10 ribu, tapi kalau ada yang nggak mau bayar tetap boleh masuk. Ini kan temanya konservasi,” tambah Joni.
Sejak beberapa tahun terakhir, bukan hanya Sukadi yang menanam bunga Amarilis di lahannya, tetapi beberapa kerabat dan tetangganya pun melakukan hal yang sama.
Terlebih setelah tempat itu viral dan mengetahui bahwa penanaman serta perawatan bunga itu cukup mudah.
Joni menyebut, untuk merawat tanaman Amarilis dirinya hanya perlu mencabuti rumput dan menyiangi serta memberi pupuk kandang.
“Setelah berbunga, kita cabuti rumputnya, kita siangi, kita taruh pupuk kandang, kemudian dicangkuli agar bisa berkembang biak,” ujarnya.
Kini Sukadi dan keluarganya tidak hanya memamerkan kuntum-kuntum bunga Amarilis yang bermekaran, tetapi juga menyediakan bibit tanaman itu.
Dalam setahun ribuan bibit tanaman Amarilis yang berupa umbi mereka kirimkan ke sejumlah daerah di Indonesia.
“Kadang yang di Gunungkidul itu sekali pesan itu sampai 46 ribu umbi, dan yang di Aceh, di Meulaboh sekitar 15 ribu umbi, belum yang tersebar di berbagai daerah,” katanya.
“Cuma waktu pandemi kemarin kita sempat terhambat penjualannya, sekarang baru bangkit. Jadi masih perlu proses,” kata Joni.
Baca Juga: Indahnya Taman Bunga Amarilis Nan Cantik di Gunungkidul
Sang ayah, kata Joni, memiliki dua lahan penanaman pohon bunga Amarilis, yakni di tempat itu yang sering dikunjungi oleh masyarakat, dan di Tanjung Sari yang merupakan lahan pembibitan.
“Pertama, di sini yang untuk foto-foto, yang kedua di Tanjung Sari, sekitar enam kilometer dari pantai Baron, ada sekitar 3000 meter lahannya. Harga bibitnya paling tinggi Rp3 ribu per umbi,” ucapnya.
Ia berharap ke depannya pengunjung yang sudah pernah datang akan kembali lagi karena setiap tahun pihaknya mengubah posisi jalan setapak yang ada.
Sementara, seorang pengunjung yang mengaku berasal dari daerah Banyumas, Jawa Tengah, sengaja mendatangi tempat itu untuk berwisata.
Wanita bernama Vina yang datang bersama seorang rekannya menyebut, sebetulnya sejak bulan lalu ia sudah berniat mengunjungi kebun bunga itu.
Tetapi, saat mencari di media sosial, ia belum menemukan unggahan tentang bunga-bunga Amarilis yang mekar tahun ini.
“Dulu pernah ke sini bareng keluarga, terus sebetulnya bulan kemarin rencana ke sini lagi, tapi pas nyari di medsos kok belum ada,” kata perempuan berusia 23 tahun ini.
Penulis : Kurniawan Eka Mulyana Editor : Deni-Muliya
Sumber : Kompas TV