Investigasi Jatuhnya Pesawat TNI AU di Pasuruan Terkendala Medan Terjal dan Susah Sinyal
Jawa timur | 17 November 2023, 13:17 WIBJAKARTA, KOMPAS.TV - Tim investigasi Pusat Kelaikanudara dan Keselamatan Terbang dan Kerja (Puslaiklambangja) TNI AU mulai bekerja untuk mengetahui penyebab jatuhnya dua pesawat Super Tucano di Pasuruan, Jawa Timur pada Kamis (16/11/2023).
Menurut laporan jurnalis Kompas TV, Hilda Nusantara, tim sudah tiba di lokasi kejadian di lereng Gunung Bromo yang masuk ke kawasan Kabupaten Pasuruan, Jumat (17/11/2023).
Tahap awal investigasi adalah mencari kotak hitam (black box) yang menyimpan rekaman data penerbangan (flight data recorder), mulai dari saat pesawat diberangkatkan hingga jatuh.
Baca Juga: 4 Prajurit TNI Korban Pesawat Tempur Jatuh di Pasuruan Dapat Kenaikan Pangkat Luar Biasa
Menurut informasi yang diterima dari Kepala Dinas Penerangan Angkatan Udara (Kadispen AU) Marsma R Agung Sasongkojati, hingga saat ini, kotak hitam belum ditemukan.
Selain mencari kotak hitam, tim investigasi akan mengumpulkan data dan bukti-bukti terkait insiden jatuhnya dua pesawat TNI AU tersebut.
Proses investigasi terkendala medan yang cukup terjal dan kondisi cuaca yang berkabut. Hal itu menyulitkan tim untuk melakukan proses pencarian kotak hitam.
Selain itu, sinyal yang susah membuat proses komunikasi menjadi terhambat.
Diberitakan Kompas.tv sebelumnya, dua unit pesawat TNI AU jatuh di Desa Keduwung, Puspo, Pasuruan, Jawa Timur, pada Kamis (16/11) sekitar pukul 12.00 WIB.
Kecelakaan ini terjadi ketika para kru tengah latihan profisiensi formasi. Pesawat jatuh diduga setelah masuk awan dan pilot tidak dapat melihat.
Baca Juga: 5 Fakta Pesawat TNI AU Jatuh di Pasuruan: 4 Perwira Gugur, Kotak Hitam Dicari Hari Ini
“Saat mereka memasuki awan dalam formasi, mereka sudah saling memberi tahu blind, tidak melihat, dan memisahkan diri, menjauhkan jarak sehingga lebih aman,” kata Kadispen AU Marsma R Agung kepada Kompas TV, Kamis malam.
Insiden tersebut menewaskan empat prajurit, yakni Letkol Pnb Sandhra Gunawan, Kolonel Adm Widiono, Kolonel Pnb Subhan, dan Mayor Pnb Yuda A. Seta.
Penulis : Fiqih Rahmawati Editor : Edy-A.-Putra
Sumber : Kompas TV