Tanam Koral dan Parade Bendera Bawah Laut Jadi Cara Penyelam di Gili Trawangan Rayakan HUT ke-78 RI
Bali nusa tenggara | 18 Agustus 2023, 16:28 WIBGILI TRAWANGAN, KOMPAS.TV – Sekitar 20 penyelam dari Komando Resor Militer (Korem) 162/Wira Bhakti dan komunitas di Gili Trawangan melakukan penanaman terumbu karang dan parade bendera di perairan Gili Trawangan, Lombok Utara, Nusa Tenggara Barat, Jumat (18/8/2023). Acara itu digelar dalam rangka merayakan Hari Kemerdekaan ke-78 RI.
Kegiatan itu dilakukan dalam dua kali penyelaman, pagi dan siang. Penanaman terumbu karang dilakukan pada penyelaman pertama di pagi hari di Halik Reef, lokasi dive site di utara Gili Trawangan.
Dipimpin oleh Komandan Korem 162/Wira Bhakti Brigjen TNI Agus Bhakti, bibit terumbu karang lalu ditanam pada bidang segi empat media penanaman terumbu karang di kedalaman sekitar 10 meter.
Baca Juga: Meriah! Pawai 17 Agustusan di Gili Trawangan NTB, Emak-Emak dan Turis Asing Tak Ketinggalan
Seluruh peserta penyelaman lalu turut melakukan pemasangan bibit terumbu karang pada bidang segi empat yang menjadi media penanaman terumbu karang.
Adapun kegiatan transplantasi karang itu merupakan inisiatif dari Danrem 162/Wira Bhakti yang bermarkas di Mataram, Brigjen TNI Agus Bhakti bekerja sama dengan komunitas penyelam di Gili Trawangan, yakni Laguna Gili Dive Center dan Perkumpulan Selam Pro Gili (PSPG).
Brigjen Agus menyebut, inisiatifnya melakukan penanaman terumbu karang bukan kontribusi besar. Namun dengan kegiatan itu, ia mengajak seluruh masyarakat, dan para penyelam khususnya, untuk turut menjaga dan melestarikan ekosistem laut di perairan Indonesia.
“Memang tidak besar kontribusi yang kami lakukan, tapi kami mengajak seluruh masyarakat, dan (terutama) penyelam, marilah kita pelihara, kita lestarikan alam, kita tanam terumbu karang dan kita bisa menjaga ekosistem laut dengan baik,” tuturnya pada Kompas.tv di Gili Trawangan, Jumat (18/8).
Kegiatan transplantasi terumbu karang itu dinilai merupakan kegiatan positif. Pasalnya, kondisi terumbu karang di perairan Tiga Gili (Trawangan, Meno, dan Air) banyak yang rusak dan mati akibat proses mencari ikan dengan menggunakan bom di zaman dahulu.
“Di sini koralnya banyak yang mati. Karena mungkin zaman dulu, orang-orang datang ke sini cari ikan pake bom, jadi (terumbu karang) banyak yang mati. Dan koral itu pertumbuhannya lama sekali,” ujar Manager Laguna Dive Center Wenie Bokang.
Penulis : Vyara Lestari Editor : Desy-Afrianti
Sumber : Kompas TV