> >

Kualitas Udara Jakarta Hari Ini "Tidak Sehat", Kurangi Paparan Polusi dengan Cara Ini

Jabodetabek | 15 Agustus 2023, 08:57 WIB
Kabut asap menyelimuti kawasan bisnis utama di Jakarta, Jumat, 11 Agustus 2023. Menurut pihak berwenang, penyebab utama memburuknya polusi udara di Jakarta akhir-akhir ini dipicu oleh musim kemarau dan emisi kendaraan bermotor. (Sumber: AP Photo/Dita Alangkara)

JAKARTA, KOMPAS.TV - Kualitas udara di Jakarta menjadi perhatian publik karena kerap menunjukkan polusi yang pekat.

Hari ini, Selasa (15/8/2023) udara Jakarta kembali masuk kategori "tidak sehat" berdasarkan indeks kualitas udara IQAir.

Indeks kualitas udara Jakarta hari ini ialah 174 AQ US dengan polutan utama PM2,5. 

Konsentrasi atau jumlah polutan PM2,5 per meter kubik alah 99,33 mikro gram.

Menurut Pakar kesehatan paru-paru Universitas Indonesia (UI), Profesor Agus Dwi Susanto,  konsentrasi polutan yang masuk kategori aman ialah di bawah nilai ambang batas yang ditetapkan Organisasi Kesehatan Dunia (World Health Organization/WHO), yakni di bawah 15 mikrogram per meter kubik.

Selain itu ia juga mengungkapkan, PM 2,5 menyebabkan saluran napas terganggu, berpotensi membawa virus, hingga terjadi infeksi saluran pernapasan akut (ISPA).

Baca Juga: Kata Pakar soal 3 Jenis Polutan Penyebab Polusi Udara dan Dampaknya Bagi Kesehatan

Prof Agus pun memberikan saran kepada masyarakat untuk mengurangi paparan polusi dengan melakukan setidaknya 10 langkah, yakni:

1. Kurangi aktivitas di luar ruangan 
2. Hindari aktivitas fisik berat, termasuk olahraga apabila berada di luar ruangan 
3. Hindari kawasan atau area polusi udara saat beraktivitas di luar ruangan
4. Pantau kualitas udara secara teratur (realtime)
5. Pakai masker
6. Perhatikan saat berkendara menggunakan mobil
7. Jangan cemari udara di dalam ruangan
8. Gunakan penyaring udara 
9. Lakukan pola hidup bersih dan sehat (PHBS)
10. Perbanyak konsumsi buah dan sayur

Baca Juga: 10 Tips Kurangi Paparan Polusi Udara di Dalam dan Luar Ruangan dari Pakar Kesehatan Paru UI

Guru Besar Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia (FKUI) ini  juga mengungkapkan, sebanyak 7 juta orang meninggal prematur setiap tahun karena polusi udara, sedangkan 21 persen di antaranya karena infeksi paru pneumonia.

"Jangan diremehkan, karena ini sering kali tidak mendapat perhatian," terangnya, Selasa (8/8/2023) dalam acara diskusi Ikatan Dokter Indonesia yang dipantau secara daring melalui Breaking News, Kompas TV.

 

Penulis : Nadia Intan Fajarlie Editor : Iman-Firdaus

Sumber : Kompas TV


TERBARU