> >

Pengakuan Maba UIN Solo yang Dipaksa Daftar Pinjol, Ponselnya Diambil, Disuruh Foto Selfie KTP

Jawa tengah dan diy | 9 Agustus 2023, 14:37 WIB
ILUSTRASI: Pinjaman Online (Pinjol). Ribuan mahasiswa UIN Solo dipaksa mendaftar pinjol. (Sumber: Shutterstock)

SOLO, KOMPAS.TV - D, salah seorang mahasiswa baru UIN Raden Mas Said, Surakarta, Jawa Tengah, membuat pengakuan ketika dirinya dipaksa seniornya mendaftar akun di aplikasi pinjaman online (pinjol).

D mengaku dipaksa mendaftar dua dari tiga aplikasi pinjol yang menjadi sponsor acara ospek UIN Solo, yakni Akulaku dan Aladin.

"Waktu itu saya tidak mau daftar, tapi dipaksa sama pihak mentor pendamping. Saya mengelak, buat apa daftar-daftar (aplikasi) kayak gitu," ungkap D, Selasa (8/8/2023).

Baca Juga: Heboh! Ribuan Mahasiswa Baru UIN Solo Dipaksa Daftar Pinjol, DEMA Disebut Dapat Sponsor Rp160 Juta

Salah satu sales dari aplikasi pinjol pun menghampirinya. D mengaku HP diambil secara paksa, meski dia sudah mengatakan bahwa penyimpanan memori ponselnya sudah penuh.

Bahkan, D tak boleh keluar untuk salat sebelum menyelesaikan pendaftaran akun. Saat itu, dia diminta untuk memberikan data diri, termasuk foto KTP dan selfie dengan KTP.

"Yang paling bahaya ya KTP itu, saya sudah curiga. Sama (diminta) masukkan nomor orang terdekat," ungkapnya.

Maba lain yang juga dipaksa mendaftar pinjol adalah FH. Dia mengatakan bahwa pihak panitia mengumpulkan mahasiswa untuk mendaftarkan akun di tiga aplikasi pinjol.

 

FH sendiri mengaku takut datanya disalahgunakan oleh pihak yang tidak bertanggung jawab.

"Takut data dipakai, tapi tidak overthinking," ucap FH, sebagaimana dikutip dari Tribun Solo.

Baca Juga: Motif Pembunuhan Mahasiswa UI: Iri Kesuksesan Korban dan Terlilit Pinjol

Kata DEMA

Dewan Eksekutif Mahasiswa (DEMA) mengeluarkan pernyataan soal kasus tersebut. DEMA membenarkan bahwa pihaknya menjalin kerja sama dengan beberapa pihak, termasuk pinjol. Kerja sama dijalin dengan BCA, Akulaku, dan Aladin.

Pihak DEMA menegaskan bahwa ketiga lembaga dan organisasi tersebut diawasi oleh Otoritas Jasa Keuangan (OJK).

Presiden Mahasiswa UIN Raden Mas Said, Ayuk Latifah, mengatakan bahwa kerja sama dengan pinjol tersebut digunakan untuk kepentingan Festival Budaya, bukan untuk Pengenalan Budaya Akademik dan Kemahasiswaan (PBAK).

Baca Juga: Nomor Pribadi Dijadikan Kontak Darurat Pinjol Tanpa Izin, Apa yang Harus Dilakukan? Ini Kata OJK

Ayuk bilang, dana yang akan diberikan dari sponsor akan dihitung berdasarkan jumlah mahasiswa yang mendaftar akun. Dia mengatakan bahwa saat ini pihaknya belum mendapatkan keuntungan dari sponsor.

"Mereka akan memberikan dana asal data yang sudah registrasi terlihat," jelasnya.

Ayuk memaparkan bahwa dari 3.000 mahasiswa yang mendaftar akun pinjol, ada 2.000 orang yang lolos atau bisa mengajukan pinjaman.

"Kami hanya mengedukasi, bukan bermaksud untuk menginstruksikan maba untuk mendaftar pinjol," ujar Ayuk.

Penulis : Fiqih Rahmawati Editor : Iman-Firdaus

Sumber : Tribun Solo


TERBARU