> >

Heboh! Ribuan Mahasiswa Baru UIN Solo Dipaksa Daftar Pinjol, DEMA Disebut Dapat Sponsor Rp160 Juta

Jawa tengah dan diy | 9 Agustus 2023, 14:07 WIB
Ribuan maba UIN Raden Mas Said Surakarta dipaksa daftar pinjol. (Sumber: uinsaid.ac.id)

SOLO, KOMPAS.TV - Ribuan mahasiswa baru Universitas Islam Negeri (UIN) Raden Mas Said Surakarta diminta mendaftar akun di aplikasi pinjaman online alias pinjol.

Kabar ini menjadi heboh di kalangan mahasiswa. Diduga Dewan Eksekutif Mahasiswa (DEMA) yang meminta mahasiswa baru untuk mendaftar akun karena telah menjalin kerja sama sponsorship dengan aplikasi pinjol.

Sponsorship tersebut dijalin untuk kegiatan Pengenalan Budaya Akademik dan Kemahasiswaan (PBAK) dan Festival Budaya.

Baca Juga: Motif Pembunuhan Mahasiswa UI: Iri Kesuksesan Korban dan Terlilit Pinjol

Wakil Rektor Bidang Kemahasiswaan UIN Raden Mas Said, Syamsul Bakri, mengatakan bahwa dosen pembina DEMA tidak memberikan informasi adanya kerja sama antara DEMA dengan pihak pinjol.

Namun demikian, pihaknya berhasil mengungkapkan memorandum of understanding (MoU). Dalam MoU tersebut, diketahui ada nominal Rp160 juta yang diberikan dari perusahaan pinjol ke pihak DEMA.

"Ada nominal yang besar sekali. Yang Fakultas saja cari sponsorship ndak bisa seperti itu. Itu kan rawan macem-macem," kata Syamsul, Rabu (9/8/2023).

Syamsul menjelaskan, seluruh kegiaan PBAK telah ditanggung oleh pihak kampus. Bahkan, kampus sudah mengucurkan Rp400 juta lebih untuk kegiatan mahasiswa baru.

"PBAK sebenarnya cyuma 3-4 hari. Dan sudah semuanya (dianggarkan) Rp400 juta lebih. Jadi tidak ada anggaran kurang," tegasnya, sebagaimana dikutip dari Kompas.com.

Baca Juga: Satgas Pemberantasan Aktivitas Keuangan Ilegal Temukan 434 Tawaran Pinjol Ilegal

Sementara itu, Rektor UIN Raden Mas Said, Mudofir, mengatakan bahwa pihaknya akan menyelidiki masalah tersebut dan akan melakukan pemanggilan terhadap DEMA.

Jika ditemukan adanya pelanggaran maka pihak kampus tak segan-segan menjatuhkan sanksi.

"Pasti ada sanksi, kalau (pelanggaran) berat, salah satunya pemecatan atau drop out," tegas Mudofir.

 

Penulis : Fiqih Rahmawati Editor : Hariyanto-Kurniawan

Sumber : Kompas.com


TERBARU