Detik-Detik Mahasiswa UI Dibunuh Seniornya, Pelaku Pura-Pura Main ke Kosan, Dihabisi saat Mau Pulang
Jabodetabek | 5 Agustus 2023, 16:50 WIBDEPOK, KOMPAS.TV - Mahasiswa Universitas Indonesia atau UI bernama Muhammad Naufal Zidan (19) tewas dibunuh oleh kakak tingkatnya di kampus berinisial AAB pada Rabu (2/8/2023).
Namun, jasad korban baru ditemukan dua hari kemudian pada Jumat (4/8/2023) di kamar kosnya yang berada di Kelurahan Kukusan, Kecamatan Beji, Depok, Jawa Barat.
Penemuan jenazah korban tersebut bermula dari kekhawatiran orang tua Naufal Zidan yang tidak dapat menghubungi anaknya sejak Rabu (2/8).
Baca Juga: Pembunuhan Mahasiswa UI Ternyata Sudah Direncanakan, Pelaku Belajar dari Youtube untuk Habisi Korban
Orang tua korban yang khawatir tak kunjung mengetahui kabar anaknya, kemudian meminta tolong kepada keluarganya yang ada di Jakarta untuk menengok korban di indekosnya.
Setelah menyambangi kos-kosan korban, baru diketahui ternyata Naufal Zidan telah tewas. Jasadnya ditemukan di kolong tempat tidur dalam kondisi terbungkus plastik.
Wakil Kepala Satuan Reserse Kriminal atau Wakasatreskrim Polres Metro Depok, Ajun Komisaris Polisi Nirwan Pohan mengungkapkan, pelaku pembunuhan terhap Naufal Zidan adalah kakak tingkatnya di Universitas Indonesia Fakultas Ilmu Budaya jurusan Sastra Rusia berinisial AAB (23).
Menurut Nirwan, pelaku AAB membunuh korban pada Rabu sore menjelang malam. Ia pun menjelaskan detik-detik korban Naufal Zidan dihabisi oleh pelaku AAB di kamar indekosnya.
Berawal ketika pelaku AAB sengaja mendatangi indekos korban Naufal Zidan untuk berpura-pura main. Setelah beberapa lama, pelaku AAB kemudian pamit pulang.
Baca Juga: Pengakuan Pelaku Pembunuhan Mahasiswa UI: Tidak Ada Masalah Pribadi dengan Korban, Saya Putus Asa
"Saat pelaku hendak pulang (dari kos korban). Saat korban membuka pintu, di situlah pelaku menendang dan menusuk korban," kata Nirwan dalam konferensi pers di Mapolresta Depok, Jawa Barat, Sabtu (5/8/2023).
Nirwan mengatakan, korban Naufal Zidan tidak tinggal diam ketika diserang oleh pelaku AAB. Menurutnya, korban melakukan perlawanan menggigit jari pelaku sampai cincin AAB akhirnya tertelan.
"Korban sempat melawan dengan mengigit jari pelaku, namun pelaku mendorong mulut korban hingga terpental ke belakang. Nah, cincin pelaku itu tertinggal di dalam tenggorokan korban," ujarnya.
Selanjutnya, pelaku menusuk Naufal Zidan berulang kali hingga mengakibatkan korban tewas di tempat. Setelah itu, pelaku meninggalkan indekos korban.
Keesokan harinya atau pada Kamis (3/8/2023) pagi, pelaku AAB kembali ke indekos korban dengan membawa kantong plastik dan kapur barus.
Baca Juga: Polisi Sebut Mahasiswa UI yang Dibunuh Senior Sempat Melawan, Cincin Pelaku Tertelan Korban
Pelaku AAB lantas membungkus jasad korban dengan plastik tersebut, membersihkan kamar korban, serta membubuhkan kapur barus untuk menghilangkan aroma amis darah.
"Pada Kamis (3/8), pelaku membeli kantong plastik hitam dan kapur barus, dan menuju kos korban. Pelaku kemudian mengepel darah korban dan mengikat tangan serta kaki korban dengan lakban, kemudian dimasukan ke kantong plastik hitam," ucapnya.
Nirwan menambahkan, pelaku AAB sebenarnya berniat menguburkan jasad korban di suatu tempat, namun ia kebingungan untuk mengeluarkan jenazah korban dari kamar kosan.
"Jenazah korban, kemudian disimpan di kolong tempat tidur, pelaku berencana menguburkan mayat tersebut, namun ia kebingungan untuk mengeluarkan jenazah dari kosan," kata Nirwan.
Tak butuh waktu lama, setelah jasad korban ditemukan pada Jumat pagi, polisi kemudian polisi berhasil menangkap pelaku AAB pada siang harinya.
Baca Juga: Pembunuhan Mahasiswa UI, Pelaku Terlilit Utang Gegara Kripto dan Sempat Pinjam Uang kepada Korban
Dalam kasus pembunuhan ini, polisi menyita sejumlah barang bukti berupa laptop, ponsel, pisau lipat, dompet, kantong plastik berisi baju, celana, dan jaket yang digunakan pelaku pada saat membunuh korban.
Atas perbuatannya, pelaku AAB dijerat Pasal 340 juncto Pasal 338 KUHP dan Pasal 365 Ayat 3 KUHP tentang pembunuhan dan pencurian.
Penulis : Tito Dirhantoro Editor : Vyara-Lestari
Sumber : Kompas TV