> >

Peringatan Malam 1 Suro di Solo, Keraton Surakarta Punya Tradisi Jalan Kaki bareng Kerbau Bule

Jawa tengah dan diy | 18 Juli 2023, 21:26 WIB
Foto arsip. Tradisi Kirab Malam Satu Suro di Keraton Surakarta, Solo, Jawa Tengah. (Sumber: Kompas.com)

SOLO, KOMPAS.TV - Keraton Surakarta di Solo, Jawa Tengah memiliki tradisi dalam memperingati Malam 1 Suro atau 1 Muharram penanggalan Hijriah, yakni Kirab Malam Satu Suro.

Menurut kalender Jawa, malam 1 Suro tahun 2023 ini jatuh pada hari ini, Selasa (18/7/2023).

Satu Suro diciptakan oleh Sultan Agung dari Kerajaan Mataram (1613-1645) untuk mengawali Tahun Jawa atau Tahun Baru Saka.

Sultan Agung menciptakan Kalender Jawa dengan menggabungkan dengan sistem penanggalan Islam. Oleh karena itu, 1 Suro bertepatan dengan tanggal 1 Muharram dalam Kalender Hijriah (Islam).

Bagi masyarakat Jawa, malam satu Suro merupakan malam yang sakral. Sebagai bagian dari Kerajaan Mataram, Keraton Yogyakarta dan Keraton Surakarta masih melaksanakan berbagai ritual adat. 

Dua kerajaan yang terletak di bagian tengah Pulau Jawa ini memiliki tradisi yang hampir sama, yakni berbondong-bondong berjalan kaki mengelilingi area keraton.

Baca Juga: Yogyakarta Punya Tradisi Sambut Malam 1 Suro: Kelilingi Benteng Keraton Tanpa Bicara

Berdasarkan informasi dari Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kota Surakarta, Keraton Surakarta, terdapat tradisi Kirab Malam Satu Suro yang biasanya diikuti oleh ribuan orang.

Dalam ritual tersebut, semua peserta menggunakan pakaian berwarna hitam. Peserta laki-laki mengenakan pakaian adat Jawa berwarna hitam atau dikenal dengan busana Jawi jangkep, dan kaum perempuan mengenakan kebaya berwarna hitam.

Raja beserta keluarga dan kerabatnya serta abdi dalem Keraton Surakarta akan mengikuti tradisi Kirab Malam Satu Suro. Tak hanya pihak keraton, masyarakat umum juga diperbolehkan ikut.

Selain itu, akan ada kerbau yakni Kebo Bule yang akan berjalan di depan para peserta. Kebo Bule itu merupakan keturunan dari Kebo Kyai Slamet.

Menurut kepercayaan Keraton Surakarta, kerbau-kerbau ini ialah pusaka yang amat berharga bagi Sri Susuhunan Pakubuwono II. 

Kerbau itu merupakan pemberian dari Bupati Ponorogo kepada Sri Susuhunan PB II bersamaan dengan pusaka bernama Kyai Slamet, sehingga Kebo Bule ini dinamakan Kebo Kyai Slamet. 

Baca Juga: Antisipasi Lonjakan Peziarah Jelang Perayaan Malam 1 Suro, Polisi Bersiaga di Area Pantai Yogyakarta

Kerbau bule yang sekarang berada di kawasan keraton merupakan keturunan dari Kebo Kyai Slamet yang hidup ratusan tahun silam.

Para kerbau itu akan menjadi cucuk lampah yang mengawali langkah rombongan berjalan kaki mengelilingi Keraton Surakarta.

Menurut Wali Kota Surakarta Gibran Rakabuming Raka, Kirab Malam Satu Suro hari ini, Selasa (18/7/2023) digelar pada pukul 19.00 WIB.

Para peserta akan berjalan dari gerbang utama Pura Mangkunegaran di Jalan Ronggowarsito, berbelok ke kanan ke Jalan Kartini, Jalan RM Said, Jalan Teuku Umar, dan kembali ke Pura Mangkunegaran.

"Masyarakat bisa turut memeriahkan rangkaian kirab ini, memperingati masuknya bulan Suro/Muharam, salah satu bulan yang diagungkan," tulis Wali Kota Solo Gibran Rakabuming Raka melalui Instagramnya, Senin (17/7/2023).

Baca Juga: Jadwal dan Rute Kirab Malam 1 Suro 2023 di Solo, Ada Pura Mangkunegaran dan Keraton Surakarta

Prosesi Kirab Malam Satu Suro Keraton Surakarta

Barisan Kebo Bule akan berjalan paling depan bersama pawangnya. Lalu, di barisan kedua dan selanjutnya ada abdi dalem bersama putra-putri Sinuwun (Raja Surakarta) dan juga Pembesar Keraton yang membawa 10 pusaka Keraton. 

Selama prosesi kirab berlangsung, peserta dilarang berbicara, sehingga tak ada sepatah kata pun yang terucap dari mulut para peserta.

Diamnya para peserta Kirab Malam Satu Suro tersebut memiliki makna perenungan diri terhadap apa yang sudah dilakukan selama setahun ke belakang.

Usai ritual ini selesai dilaksanakan, banyak masyarakat yang mengambil kotoran Kebo Bule. 

Bagi sebagian orang, kotoran Kebo Bule dipercaya membawa keberkahan dan juga kemakmuran.

 

 

Penulis : Nadia Intan Fajarlie Editor : Vyara-Lestari

Sumber : Kompas TV/pariwisatasolo.surakarta.go.id


TERBARU