> >

Ada 16 Kasus Malaria di IKN sepanjang Januari-Juni 2023, Pekerja Diimbau Lakukan Upaya Ini

Kalimantan | 14 Juli 2023, 14:01 WIB
Ilustrasi. Sepanjang periode Januari hingga Juni 2023, Dinas Kesehatan Kabupaten Penajam Paser Utara (PPU) menemukan 16 kasus malaria di wilayah Ibu Kota Negara (IKN). (Sumber: Kompas.TV/Ant)

SEPAKU, KOMPAS.TV – Sepanjang periode Januari hingga Juni 2023, Dinas Kesehatan (Dinkes) Kabupaten Penajam Paser Utara (PPU) menemukan 16 kasus malaria di wilayah Ibu Kota Negara (IKN).

Kepala Dinkes PPU, dr Jansje Grace Makisurat MH menduga 16 kasus malaria ini terjadi akibat seringnya keluar masuk hutan Gunung Meratus.

Ia menyebut, pihaknya telah melakukan pencegahan dengan melakukan skrining dan pencegahan di wilayah itu.

“Kasus malaria ini ada kasus impor (pendatang) dan kasus setempat. Selama ini di PPU kasus terbanyak di wilayah Sotek yang kemungkinan terjangkit kepada orang-orang yang sering keluar masuk hutan Gunung Meratus,” tuturnya, Kamis (13/7/2023).

“Untuk mencegah penyebaran, kami telah melakukan skrining dan survei di daerah itu,” imbuhnya, dikutip Kompas.com.

Saat ini, lanjut dia, pemerintah setempat terus memantau perkembangan kasus yang ada agar kasus malaria jangan sampai menjadi Kasus Luar Biasa (KLB).

Baca Juga: Kasus Malaria di Medan Meningkat dalam Tiga Tahun Terakhir, Penderitanya Mayoritas Pendatang

Pejabat Pembuat Komitmen (PPK) Darurat IKN, Basuki Suwarno, menyebut sejumlah upaya telah dilakukan, mulai dari sosialisasi kepada masyarakat sekitar hingga penanganan terhadap masyarakat yang terkena penyakit malaria.

“Upaya sosialisasi terus dilakukan, seperti saat ini ada 120 pekerja proyek IKN kami berikan sosialisasi agar memahami bagaimana pencegahannya. Jangan sampai malaria ini menjadi KLB,” kata dia.

Ada sejumlah upaya yang bisa dilakukan untuk  mencegah penyebaran penyakit malaria, di antaranya yakni jangan membiarkan air tergenang dan menjaga kebersihan lingkungan.

Sebab nyamuk malaria atau Anopheles menyukai lingkungan yang kotor.

Sementara, Kepala Seksi Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Menular Dinas kesehatan Provinsi Kalimantan Timur (Kaltim) Dr Ivan Hariyadi Hardjowidjojo mengatakan, pekerja siang relatif aman dari penyalit malaria.

Sebab, menurutnya, penyakit malaria ini ditularkan melalui gigitan nyamuk Anopheles pada malam hari mulai pukul 18.00 sampai 06.00 pagi.

“Jadi untuk pekerja siang relatif aman, sebab nyamuk Anopheles menggigit pada malam hari,” ujarnya dalam kegiatan sosialisasi Pencegahan Penyakit Malaria di Aula Kantor Bersama Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) pada Kamis (13/7/2023).

“Sedangkan tempat perkembangan biak nyamuk adalah genangan air kotor dan tambak. Sementara untuk gejala terserang malaria di antaranya demam menggigil, pucat, mual-mual hingga diare,” imbuhnya dalam kegiatan yang diikuti 120 karyawan proyek pembangunan Ibu Kota Negara (IKN).

Baca Juga: Dinkes Penajam Paser Utara: Daerah Calon Ibu Kota Negara Indonesia Zona Merah Endemis Malaria

Kegiatan ini direspons baik oleh para pekerja guna memberikan pemahaman tentang bagaimana mencegah penularan malaria di lingkungan pekerja IKN.

“Sudah bagus sih, kita jadi tahu bagaimana pencegahannya, cuman skrining aja yang perlu ditingkatkan agar karyawan IKN tidak terserang malaria,” tuturnya.

 

 

Penulis : Kurniawan Eka Mulyana Editor : Vyara-Lestari

Sumber : Kompas.com


TERBARU