> >

Kondisi Pasien Antraks yang Jalani Perawatan di RSUD Wonosari Mulai Membaik, Lukanya Mengering

Jawa tengah dan diy | 11 Juli 2023, 15:53 WIB
Ilustrasi. Seorang warga Kabupaten Gunungkidul, Daerah Istimewa Yogyakarta yang menjalani perawatan di RSUD Wonosari karena Antraks sudah membaik dan lukanya mulai mengering. (Sumber: Kompas.com)

YOGYAKARTA, KOMPAS.TV - Seorang warga Kabupaten Gunungkidul, Daerah Istimewa (DI) Yogyakarta yang menjalani perawatan di RSUD Wonosari karena Antraks sudah membaik dan lukanya pun mulai mengering.

Pasien tersebut merupakan warga Padukuhan Jati, Kalurahan Candirejo, Kapanewon (Kecamatan) Semanu, Gunungkidul, DI Yogyakarta.

Direktur RSUD Wonosari, Heru Sulistyowati, di kantor Pemkab Gunungkidul Selasa (11/7/2023) menjelaskan kondisi pasien tersebut.

“Kondisinya sudah membaik, lukanya sudah mulai kering," kata dia.

Ia menjelaskan, pria yang positif antraks tersebut mengalami luka seperti melepuh di tangannya dan mual.

Sehingga harus menjalani perawatan dirawat di RSUD Wonosari sejak awal pekan lalu.

Baca Juga: Warga Gunungkidul Semprot Formalin untuk Cegah Penyebaran Antraks

Saat ini, lanjut dia, warga tersebut masih berada di ruang isolasi ruang mawar.

Menurut Heru, penanganan pasien antraks tidak terlalu rumit, dan hanya perlu diberikan antibiotik.

Ia optimistis dalam waktu tidak terlalu lama lagi pasien tersebut akan semakin membaik dan diperbolehkan pulang.

"Terus diberikan antibiotik, paling gak lama lagi (diperbolehkan pulang), kondisinya sudah baik," kata dia.

Dalam kesempatan itu, Heru menuturkan, dari puluhan kasus terkonfirmasi Antraks, RSUD Wonosari hanya merawat seorang warga Padukuhan Jati.

Untuk korban meninggal sebelumnya dirawat di salah satu RS Swasta dan dirujuk ke RSUP dr Sardjito Yogyakarta.

Sementara Kepala Dinas Kesehatan Gunungkidul, Dewi Irawaty mengaku  masih menunggu hasi uji sero pasien yang merupakan warga Padukuhan Jati.

Sedangkan untuk 23 orang yang bergejala sebagian besar sudah sembuh.

"Untuk yang bergejala sudah sembuh. Hanya yang mondok saja yang belum," kata Dewi, dikutip Kompas.com.

Baca Juga: Cegah Antraks, Pemprov Jateng Siapkan 25.000 Vaksin

Bupati Gunungkidul Sunaryanta mengaku tengah membahas tentang ganti rugi ternak yang sakit atau mati karena antraks.

Hal ini, kata dia, untuk mengantisipasi tradisi brandu.

"Itu yang tengah kita bahas, ke depan seperti apa tentang kompensasi itu. Gimana masyakarat mau ditindak? Yang penting edukasi," kata Sunaryanta.

Penulis : Kurniawan Eka Mulyana Editor : Deni-Muliya

Sumber : Kompas.com


TERBARU