> >

Banjir Rendam 13 Kelurahan di Kolaka, Putuskan Jembatan Penghubung Kabupaten

Sulawesi | 5 Juli 2023, 19:32 WIB
Ilustrasi banjir. (Sumber: Jonathan Ford on Unsplash)

KENDARI, KOMPAS.TV - Banjir merendam 13 desa di tujuh kecamatan, Kabupaten Kolaka, Provinsi Sulawesi Tenggara (Sultra) dan merusakkan satu unit jembatan.

Ketujuh kecamatan yang terdampak banjir tersebut antara lain Kecamatan Wolo, Kolaka, Wundulako, Tanggetada, Polinggona, Watubangga dan Kecamatan Baula. 

Di Kelurahan Kelurahan Polinggona, Kecamatan Polinggona, ketinggian air mencapai 1,5 meter, bahkan di Pesantren Baitul Arqam dan permukiman warga mencapai 2 meter.

Selain merendam permukiman, banjir itu juga berdampak pada padamnya aliran listrik.

Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kolaka Akbar menyebut ketujuh kecamatan dan 13 desa itu terendam banjir pada Selasa (4/7/2023) subuh Pukul 05.00 Wita. 

"Saat ini warga belum ada yang mengungsi. Mereka menunggu air surut sambil membersihkan rumah," kata Akbar, Rabu (5/7/2023). 

Baca Juga: 50 Hektar Tanaman Tembakau di Lumajang Mati Terdampak Banjir

Mengenai jumlah kerugian, baik rumah yang terendam maupun keluarga yang terdampak banjir, Akbar mengaku pihaknya belum mendapatkan data resmi.

Namun, Akbar memperkirakan ada ratusan rumah warga yang terendam banjir.

"Saat ini kita masih kumpulkan data di setiap kelurahan," katanya. 

Banjir yang terjadi juga mengakibatkan satu unit jembatan di wilayah Kecamatan Watubangga terputus. Jembatan itu meruakan penghubung dua kabupaten yakni Kabupaten Kolaka dan Kolaka Timur.

Jembatan sepanjang 15 meter yang dibangun sejak 10 tahun lalu itu kini rusak parah akibat tanah ambles.

"Saat ini, tidak bisa dilewati sama sekali oleh kendaraan," ujar Akbar.

Pengguna jalan dari kedua kabupaten harus melewati jalan alternatif yang lokasinya berada sekitar 700 meter dari jembatan putus.

Ia menyebut intensitas hujan yang cukup deras dan air laut yang sedang pasang, menjadi penyebab terjadinya banjir.

"Air laut di daerah hilir dekat laut menyebabkan lama surut," ujar Akbar.

Saat ditanya mengenai kemungkinan berkurangnya daerah resapan air di sejumlah pesisir sungai, Akbar enggan banyak berkomentar.

Namun ia mengakui, ada sejumlah penyempitan aliran sungai yang melintas pada sejumlah kecamatan. 

Baca Juga: Banjir dan Material Longsor Terjang Permukiman Warga

Sementara itu, seorang warga di Kecamatan Watubangga, Rahmad Hidayat, mengatakan air sangat cepat meluap dan masuk ke permukiman warga.

"Banjir rendam mulai dari setinggi lutut hingga dada orang dewasa," tutur Rahmad, dikutip Kompas.com.

 

Penulis : Kurniawan Eka Mulyana Editor : Hariyanto-Kurniawan

Sumber : Kompas.com


TERBARU