Ayah Korban Mutilasi di Solo Lapor Kehilangan Anak, Ternyata Sudah 10 Tahun Tak Pernah Bertemu
Jawa tengah dan diy | 25 Mei 2023, 12:09 WIBSUKOHARJO, KOMPAS.TV - Seorang ayah diduga korban mutilasi di Solo, Jawa Tengah, bernama Ratiman mendatangi kantor Polsek Grogol, Kabupaten Sukoharjo, Jawa Tengah, pada Rabu (24/5/2023) malam.
Ia bersama beberapa warga Kelurahan Keprabon, Kecamatan Banjarsari, Kota Solo tiba sekitar pukul 19.30 WIB dan baru keluar pada pukul 22.00.
Pria berusia 78 tahun itu melapor ke polisi karena telah kehilangan anaknya. Pelaporan itu didasari atas terungkapnya identitas korban pembunuhan yang potongan tubuhnya ditemukan termutilasi di Solo dan Sukoharjo.
Kerabat Ratiman bernama Reno Andriyanto (37) mengatakan tujuan kedatangan Ratiman ke kantor polisi untuk memastikan apakah korban mutilasi itu benar-benar anaknya atau bukan.
Baca Juga: Pengakuan Warga Lihat Korban R yang Jasadnya Dimutilasi di Solo Terakhir saat akan Ambil Raskin
Sebab, identitas korban mutilasi itu merujuk pada sosok R, atau Rohmadi, mirip seperti anaknya. Tak hanya itu, ciri-ciri pria yang menjadi korban mutilasi itu juga memiliki kesamaan dengan anaknya.
”Itu anaknya hilang. Tetapi pasti keluarganya atau bukan belum ada keterangan,” kata Reno Andriyanto dikutip dari Kompas.id, Rabu (24/7).
“Jadi besok akan lihat perkembangan lagi dari bapak-bapak polisi. Semoga bisa dicari identitasnya apa benar-benar dari keluarga mbah saya (Ratiman) atau bukan.”
Reno mengungkapkan Ratiman pernah tinggal bersama dengan anaknya Rohmadi di Keprabon, Solo. Namun, Ratiman pindah tempat tinggal ke Kebumen, JawaTengah.
Baca Juga: Polisi Harap Tato Naga Bisa Ungkap Identitas Korban Laki-Laki yang Dimutilasi di Solo
Setelah kepindahannya dari Solo, kata Reno, Ratiman tidak pernah lagi bertemu anaknya selama sepuluh tahun terakhir. Ratiman disebut Reno telah kehilangan kontak dengan anaknya selama itu.
Reno menjelaskan, kedatangan Ratiman ke Polsek Grogol juga bermula dari informasi kepolisian di Kebumen. Oleh polisi, kata Reno, Ratiman diberi tahu bahwa korban mutilasi yang jasadnya ditemukan di Solo dan Sukoharjo identitasnya bernama Rohmadi.
Dari informasi itu, Reno melanjutkan, Ratiman kemudian menghubungi kerabatnya yang tinggal di Solo untuk mencari tahu kebenarannya. Namun, jawaban soal keberadaan anaknya belum dapat dipastikan.
”Diselidiki juga apa benar di kosnya yang ada di Keprabon itu. Ternyata di kos tidak ada. Terus laporan ke sini (Polsek Grogol). Keluarga sudah berusaha mencari, tetapi juga belum tahu,” ucap Reno.
Sementara itu, Ketua RT 02 RW 03 Kelurahan Keprabon, Ichsan, yang ikut mendampingi Ratiman melapor ke polisi, mengatakan Ratiman langsung ke Solo setelah menerima kabar penemuan tubuh korban mutilasi yang merujuk pada sosok Rohmadi itu.
“Tadi memang datang ke Keprabon dulu. Hanya menumpang salat saja. Beliau dari Kebumen memang datang sengaja menanyakan kebenaran (kasus mutilasi) itu. Ingin memastikan apa itu benar-benar anaknya. Kami dimintai tolong untuk mengantar,” ucap Ichsan.
Baca Juga: Terungkap Identitas Pria yang Jasadnya Ditemukan Termutilasi di Solo, Ternyata Warga Keprabon Wetan
Adapun Kapolsek Grogol AKP Marlin S Payu menyampaikan bahwa Ratiman melaporkan kehilangan anaknya atas nama Rohmadi.
Hanya, ia belum bisa memastikan apakah anak Ratiman itu sama dengan identitas korban mutilasi yang sudah terungkap identitasnya itu.
Sebab, kata Marlin, Ratiman datang tanpa membawa bukti yang memperkuat bahwa korban mutilasi tu anaknya seperti foto dan nomor ponsel.
“Bapak itu laporan anaknya hilang. Belum tahu apakah terkait mutilasi. Hanya saja, anaknya hilang dan dia sudah sepuluh tahun terakhir tidak bertemu. Ada hubungannya atau tidak? Kami belum tahu. Kan, yang namanya sama ada juga di mana-mana,” kata Marlin.
Setelah adanya pelaporan itu, Marlin menyatakan, pihaknya akan menyebarluaskan informasi tentang kehilangan anak yang dilaporkan Ratiman.
Jajaran kepolisian bakal tetap berusaha ikut mencari sesuai dengan ciri-ciri yang telah disampaikan. Pencocokan data dengan korban mutilasi memungkinkan untuk dilakukan.
Penulis : Tito Dirhantoro Editor : Gading-Persada
Sumber : Kompas.id