> >

Anak SD di Sukabumi Diduga Dikeroyok Kakak Kelas, Alami Kejang dan Koma di RS sebelum Meninggal

Jawa barat | 21 Mei 2023, 17:46 WIB
Ilustrasi. MHD (9), anak kelas 2 sekolah dasar (SD) di Kecamatan Sukaraja, Kabupaten Sukabumi, Jawa Barat, meninggal dunia setelah diduga dikeroyok oleh para kakak kelasnya.  (Sumber: Pixabay)

SUKABUMI, KOMPAS.TV - MHD (9), anak kelas 2 sekolah dasar (SD) di Kecamatan Sukaraja, Kabupaten Sukabumi, Jawa Barat, meninggal dunia setelah diduga dikeroyok oleh para kakak kelasnya. 

Dikutip dari Kompas.com, korban diduga dikeroyok di sekolah sebanyak dua kali yaitu pada Senin (15/5/2023) dan keesokan harinya, Selasa (16/5).

Pengeroyokan itu disebut terjadi saat kegiatan pembelajaran masih berjalan.

Akibat pengeroyokan itu, korban sempat mengalami koma dan kejang sebelum akhirnya mengembuskan napas terakhirnya pada Sabtu (20/5).

Usai dinyatakan meninggal dunia, Polres Sukabumi Kota melakukan penyelidikan terhadap kasus tersebut.

Kapolsek Sukaraja Kompol Dedi Suryadi mengatakan kasus dugaan pengeroyokan MHD masih dalam penyelidikan. 

"Masih dalam penyelidikan dugaan-dugaan, itu baru informasi (dugaan pengeroyokan)," ucap Dedi, seperti dilansir Kompas.com, Minggu (21/5). 

"Sebab dari keluarga korban pun belum melaporkan apapun kepada kita, hanya kita mendapatkan informasi (dan) langsung ke tempat korban," sambungnya. 

Untuk mendalami kasus tersebut, Dedi mengatakan pihaknya akan meminta keterangan kepada keluarga korban hingga pihak sekolah.

Dia meminta masyarakat tak berasumsi terhadap kasus yang kini masih diselidiki itu.

Baca Juga: Anak yang Menjadi Korban Penganiayaan Bibinya Diotopsi di Rumah Sakit Bhayangkara

Kesaksian Keluarga Korban

Kakek MHD, MY (52), mengaku cucunya itu sempat dilarang sekolah dulu setelah diduga dikeroyok pada hari pertama, Senin (15/5).

"Saya bilang, kalau sakit jangan dulu sekolah, istirahat dulu aja di rumah. Namun, saat itu korban memaksa ingin sekolah," kata MY, Sabtu (20/5). 

Ketika berada di sekolah, korban kembali dikeroyok oleh para kakak kelasnya pada Selasa (16/5). 

Dilansir Kompas.com, setelah pengeroyokan, MHD mengalami kejang-kejang dan dibawa ke rumah sakit pada Rabu (16/5).

MHD kemudian dipindahkan dari RS Primaya ke RS Hermina setelah pihak rumah sakit mengetahui korban mengalami tindak kekerasan.

Selain kejang-kejang, rupanya korban juga sempat kritis di rumah sakit selama tiga hari.

Dari hasil visum, korban mengalami luka pecah pembuluh darah, dada retak, dan tulang punggung retak.

Korban Sebut Nama Terduga Pelaku

Sebelum meninggal dunia, korban disebut sempat menyebutkan nama salah seorang terduga pelaku pemukulan.

Menurut kakek korban, MY (52), MHD sempat menyebutkan nama salah satu terduga pelaku berinisial AZ.

"Ketika ditanya siapa yang melakukannya (penganiayaan), korban hanya bilang oleh inisial AZ, namun itu tidak berlanjut karena suara korban sudah tidak ada," tutur MY, Sabtu (20/5), dikutip dari Wartakotalive.com.

"Sedangkan seteleh dicek di sekolahnya, ada 4 orang namanya disebutkan (sama)," lanjutnya.

Pihak keluarga pun meminta pertanggungjawaban dari pihak sekolah dan orang tua terduga pelaku.

Baca Juga: Update Kasus Penganiayaan Staf Karen's Diner Bali, Polisi: Kalau Damai Harus melalui Prosedur Dulu

 

Penulis : Kiki Luqman Editor : Edy-A.-Putra

Sumber : Kompas.com, Wartakotalive.com


TERBARU