> >

Lindungi Masa Depan dengan Imunisasi Lengkap

Kalimantan | 2 Mei 2023, 09:55 WIB
Pelaksanaan Imunisasi di Sekolah-sekolah (Sumber: Istimewa)

BANJARMASIN, KOMPAS.TV - Memiliki anggota keluarga yang sehat selalu menjadi dambaan dan harapan para orang tua. Sebab dengan keluarga yang sehat kegembiraan dan kebahagiaan keluarga akan semakin lengkap yang juga berpengaruh pada kelancaran menjalani hari bahkan proses mencapai cita-cita atau masa depan. 

Hal ini pun menjadi perhatian besar Pemerintah. Sehingga upaya atau program mensejahterakan masyarakat melalui bidang kesehatan menjadi bagian prioritas pembangunan dengan pemberian imunisasi sebagai satu di antaranya. 

Dari imunisasi yang diberikan diharapkan  timbul dan meningkatnya kekebalan tubuh terhadap penyakit yang dapat dicegah dengan  imunisasi yang dapat mencegah dampak fatal terserang penyakit. 

Baca Juga: Ajak Konsumen Hijrah, Toko Busana Muslim di Banjarmasin ini Jadikan Berdagang Sarana Dakwah

Namun tantangan untuk melaksanakannya tidak selalu mudah diatasi termasuk soal izin dari orang tua atau keluarga yang biasanya khawatir karena belum memahami benar manfaat imunisasi. 

Seperti diakui Yuli seorang ibu di Kelurahan Sungai Andai Kota Banjarmasin Provinsi Kalimantan Selatan yang sempat tidak setuju pada program imunisasi namun dengan pengertian yang diberikan oleh petugas juga suaminya program imunisasi ia ikuti untuk anak-anaknya. “ Awalnya Saya kurang setuju, karena khawatir pada dampak setelah imunisasi, saya khawatir anak saya panas dan rewel “, begitu kata Yuli menjelaskan alasannya.

Dinas Kesehatan Kota Banjarmasin mencatat capaian Imunisasi Dasar Lengkap atau IDL tahun 2022  mencapai 87, 6 persen.

Dua tahun terjadinya pandemi Covid-19 memberi pengaruh pada hasil capaian target dan menjadi tantangan untuk lebih menggencarkan program imunisasi. Di tahun 2023  target IDL nasional 2023 sebesar 100 persen. 

Di tahun ini pentingnya pemberian imunisasi diperingati mulai 4 hingga 11 Mei yang bertujuan di antaranya selain meningkatkan pemahaman warga juga menambah energi dan semangat para Garda depan kesehatan untuk melaksanakan tugas mulianya menguatkan kesehatan anak bangsa.

Dukungan dari semua pihak untuk tercapainya target ini sangat diperlukan termasuk dari lingkungan keluarga.

Sebagaimana pemetaan terhadap tantangan atau kendala pelaksanaan program yang dilakukan Dinas Kesehatan.

Ditemukan sejumlah poin yang perlu ditindaklanjuti dengan solusi yang tepat. Seperti terhadap tiga hal utama yakni, Pertama tentang  kesadaran masyarakat yang kurang tentang pentingnya imunisasi.

Kedua berita hoax tentang imunisasi dan yang ketiga adalah masih adanya masyarakat yang menolak imunisasi.

Baca Juga: Berbagi Semangat, Tim Kompas TV Banjarmasin Sharing Tentang Broadcasting di Pesantren Ramadan

Kepala Dinas Kesehatan Kota Banjarmasin melalui Kabid P2P ( Pencegahan dan Pengendalian Penyakit) dr Bandiyah Ma'rifah menyebut sejumlah langkah dilakukan untuk menyikapi sejumlah persoalan yang menjadi kendala pelaksanaan program imunisasi di Kota Seribu Sungai ini. Termasuk  pertemuan lintas sektor dan program dengan melibatkan MUI, Dewan Kelurahan, Kemenag, tokoh masyarakat, penyuluh agama, Dinas Pendidikan, Tim Penggerak PKK , kader kesehatan puskesmas dan potensi lainnya. Lebih lanjut dr Bandiyah Ma'rifah menjelaskan pihak pemerintah dalam hal ini jajaran kesehatan pun gencar melakukan sosialisasi berjenjang serta lintas sektor. Seperti merancang program imunisasi di sekolah di mana  Dinas Kesehatan bekerjasama dengan MUI, Dinas Pendidikan Kota dan Kemenag Kota Banjarmasin serta Puskesmas berkoordinasi dengan sekolah yakni SD  dan MI  dalam setiap rencana pelaksanaan BIAS atau Bulan Imunisasi Anak Sekolah. Selain itu sosialisasi juga dilakukan dengan baliho, spanduk, podcast dinkes. 

Imunisasi adalah upaya untuk menimbulkan atau meningkatkan kekebalan tubuh terhadap penyakit yang dapat dicegah dengan imunisasi atau (PD3I)  sehingga orang yang terkena penyakit tidak cacat atau sakit ringan saja. dr Bandiyah Ma'rifah menjelaskan secara garis besar Imunisasi terdiri dari  beberapa jenis yakni ;

A. Imunisasi rutin, ini adalah imunisasi dasar (bagi bayi) dan lanjutan seperti  (baduta, bias dan wus. Mulai umur 0 s.d 39 tahun

B.Imunisasi tambahan, yakni – pin - crash program (imunisasi kejar) – dan lain lain serta

C. Imunisasi khusus - imunisasi jemaah haji dan lain-lain. “ Dengan kesadaran memberi imunisasi diharapkan dapat mencegah terjadinya wabah atau Kejadian Luar Biasa merebaknya kembali penyakit yang dapat dicegah dengan imunisasi seperti polio, pertusis, difteri dan lainnya yang bisa menyebabkan kecacatan bahkan kematian “, kata dr Bandiyah Ma’rifah.

Baca Juga: Biawak Besar Sepanjang 2 Meter Berhasil Ditangkap, Petugas Damkar : Terbesar dalam Sejarah Kami

Kesadaran ini diakui Yuli tumbuh dengan dorongan motivasi ingin keluarganya khususnya anak-anaknya tumbuh sehat sehingga dapat beraktivitas dengan lancar bahkan punya harapan mencapai cita-cita di masa depan lebih baik dan sejahtera  karena sehat adalah modal utama kehidupan. Kendati ada kekhawatiran dan perbedaan pendapat di lingkungan keluarga besar, perlahan pendekatan yang dilakukan suaminya yang suka membaca informasi dan tidak mudah terpengaruh kabar bohong atau hoax termasuk soal hoax imunisasi membuat program imunisasi bisa diterima keluarganya yang sebagian besar hanya mengenyam pendidikan hingga bangku Sekolah Dasar dan Menengah seperti sang kakek anaknya yang bekerja sebagai buruh yang sebelumnya juga tidak begitu respon pada program imunisasi. “ Suami saya memberi pengertian dan memberi gambaran pada saya tentang imunisasi sampai saya mengerti, lalu demi masa depan anak, kesehatan mereka , kami sepakat  anak diberi imunisasi “. pungkas Yuli

Menyadari pentingnya imunisasi bagi kualitas kesehatan penerus bangsa pihak jajaran Kesehatan berharap warga semakin antusias dengan saling mendukung terutama di lingkungan keluarga untuk memberikan imunisasi pada anggota keluarga.

Penulis : KompasTV-Banjarmasin

Sumber : Kompas TV


TERBARU