Dukun Pengganda Uang Banjarnegara Dikenal Nakal Sejak Kecil, tetapi Murah Hati
Jawa tengah dan diy | 8 April 2023, 06:10 WIBBANJARNEGARA, KOMPAS.TV - Tetangga Tohari alias Mbah Slamet (45), seorang dukun pengganda uang di Banjarnegara, dikenal para tetangganya sudah nakal sejak kecil.
Mbah Slamet diduga melakukan pembunuhan terhadap setidaknya 12 warga dari luar Desa Balun, Kecamatan Wanayasa, Kabupaten Banjarnegara, Jawa Tengah.
Menurut pengakuan tetangganya, Mbah Slamet memang sudah dikenal nakal sejak kecil.
”Cilikane (saat kecil dia) mbejing. Mbejing itu nakal. Saya kelas 1 SD dan dia kelas 3 SD,” kata Mahmudin (43), tetangga Mbah Slamet di Desa Balun dikutip dari Kompas.id.
Baca Juga: Terungkap! Dukun Slamet Pakai Racun Sianida untuk Bunuh Korbannya
Selain itu, Mahmudin juga mengatakan bahwa Mbah Slamet merupakan sosok yang tertutup dan jarang menujukkan muka di hadapan para warga.
Kendati demikian, Mahmudin juga mengakui Mbah Slamet adalah pribadi yang murah hati kepada para temannya.
"Dengan teman-teman, dia orangnya enakan. Kadang ngasih rokok atau uang,” sambung Mahmudin.
Selain Mahmudin, Maman (55) juga mengenal Mbah Slamet sebagai sosok yang kerap menraktir minum-minum alkohol atau karaoke.
Baca Juga: Kronologi Terbongkarnya Dukun Pengganda Uang Mbah Slamet Bunuh 11 Pasiennya Gara-gara Pesan WhatsApp
”Yang suka minum ya dikasih minum. Pernah juga menanggap lengger, dia yang ngebosin,” aku Maman.
Seperti diberitakan Kompas.tv sebelumnya, Slamet Tohari alias Mbah Slamet mengaku sebagai dukun pengganda uang. Ia melakukan aksinya dengan promosi di media sosial Facebook lewat bantuan Budi Santoso (33).
Para korbannya dijanjikan bisa mendapatkan penggandaan uang mulai dari Rp70 juta sampai Rp5 miliar.
Baca Juga: Dukun Pengganda Uang Bunuh 12 Orang di Banjarnegara Jadi Pemberitaan Media Asing, Ungkap Kekejiannya
Kemudian, para korban yang terus menagih janji dan ganti rugi kepada Mbah Slamet ini dibunuh dengan cara diracun dengan Potasium Sianida.
Para korban yang berasal dari luar desa ini lalu dikubur di kebun singkong milik tersangka yang letaknya 2 kilometer dari permukiman warga. Mbah Slamet mengaku para korban di ajak ke kebun pada malam hari untuk melakukan ritual.
Setelah diungkap oleh pihak polisi, Mbah Slamet ternyata merupakan residivis kasus uang palsu di Pekalongan pada 2019.
Penulis : Gilang Romadhan Editor : Gading-Persada
Sumber : Kompas TV/Kompas.id