Program Jamban Aman Keluarga Berlanjut di 11 Kelurahan Magelang
Sosial | 18 Maret 2023, 03:00 WIBMAGELANG, KOMPAS.TV - Yayasan Dana Kemanusian Kompas (YDKK) bekerja sama dengan Forum Tembang Tidar (FTT) melanjutkan program Jamban Aman Keluarga tahap kedua di Kota Magelang, Jawa Tengah.
Pada tahap kedua ini, program pembangunan Jamban Aman Keluarga (JAK) dilakukan di Dusun Sidotopo, Kelurahan Kedungsari, Kecamatan Magelang Utara.
YDKK dan FTT menyepakati program ini dilakukan di 11 Kelurahan Kota Magelang dengan membangun setidaknya 83 jamban individu dan 56 saluran rumah (SR) ke sistem IPAL Domestik Kota Magelang.
Dalam tahap pertama program JAK telah selesai dilaksanakan di Kelurahan Panjang, Kecamatan Magelang Tengah yang meliputi pembangunan 18 jamban individu dan 24 saluran rumah (SR) ke sistem IPAL Domestik Kota Magelang.
Baca Juga: Program Pembangunan Jamban Aman Keluarga Berlanjut di Kota Magelang dan Kota Surakarta
Wakil Wali Kota Magelang M Mansyur menyampaikan rasa syukurnya atas berjalannya Program Jamban Aman Keluarga ini.
"Kami berharap kolaborasi ini bisa mengatasi sebagian masalah di Kota Magelang khususnya terkait sanitasi aman," ujarnya di acara penandatanganan nota kesepahaman (MoU) program JAK, di Dusun Sidotopo, Kelurahan Kedungsari, Jumat (17/3/2023).
Mansyur menambahkan pemerintah Kota Magelang berupaya agar semua warga punya sanitasi yang baik.
Oleh karena itu, bantuan YDKK diharapkan bisa memotivasi jajaran Pemkot Kota Magelang, pihak swasta, dan warga untuk berkolaborasi memperbaiki sanitasi di Kota Magelang.
Baca Juga: YDKK Kembali Salurkan Logistik Dapur Umum untuk Bantu Korban Gempa Cianjur yang Dikelola Kemensos
"Sanitasi yang baik akan mencegah penyakit, mencegah kekurangan gizi pada anak, mengembalikan kondisi air tanah, mengurangi pencemaran limbah domestik, dan mengatasi stunting," ujar Mansyur.
Di kesempatan yang sama, Ketua YDKK Gesit Ariyanto mengatakan, persoalan sanitasi sebenarnya sudah menjadi perhatian pemerintah dan pihak lain sejak lama.
Tetapi, sampai sekarang persoalan ini belum bisa diselesaikan seluruhnya. Perilaku buang air sembarangan masih ada dan terjadi di banyak tempat.
Penulis : Johannes Mangihot Editor : Vyara-Lestari
Sumber : Kompas TV