Minyak Mentah Dunia Pengaruhi Inflasi, Kok Bisa?
Update | 13 Maret 2023, 14:00 WIBJAKARTA, KOMPAS.TV - Saat ini, perekonomian dunia sedang berdinamika. Desas-desus adanya kegelapan ekonomi pada 2023 pun semakin mengkhawatirkan. Ditambah lagi, inflasi pun tak henti-hentinya mengguncang ekonomi dunia hingga berpengaruh pada situasi di setiap negara.
Inflasi biasanya disebabkan oleh berbagai faktor. Namun, dalam siniar CUAN edisi Sekilas CUAN episode “Inflasi Tinggi Gara-Gara Minyak Mentah Dunia Turun 3 Persen” dengan tautan akses dik.si/CUANMinyak, dijelaskan bahwa kini salah satu penyebabnya karena naiknya harga minyak mentah dunia sehingga pemerintah menurunkan harganya sebesar tiga persen.
Lantas, mengapa harga minyak dunia ini bisa berpengaruh terhadap perekonomian dunia hingga menimbulkan inflasi?
Pengaruh Harga Minyak terhadap Inflasi
Inflasi berasal dari peredaran mata uang yang minim karena mahalnya suatu barang dan jasa. Biaya hidup yang tinggi ini bisa berdampak negatif terhadap pertumbuhan ekonomi suatu negara karena sedikitnya daya membeli masyarakat.
Hal ini juga membuat harga minyak yang tinggi sangat berkorelasi dengan inflasi. Ketika harga minyak naik, barang atau jasa yang bergantung pada minyak pun juga akan naik. Misalnya, barang-barang dengan bahan utama minyak bumi, seperti bensin, akan mengalami peningkatan harga.
Baca Juga: Pemimpin yang Inklusif: Kunci Sukses Keberhasilan Tim
Mengutip Investopedia, inflasi yang diukur dengan kenaikan tahunan dalam Indeks Harga Konsumen (CPI) menunjukkan Amerika mencapai level tertinggi dalam 40 tahun pada Maret 2022. Harga minyak mentah yang tak stabil ini dipengaruhi Amerika dan sekutu yang memberlakukan sanksi terhadap Rusia karena invasi ke Ukraina.
Pentingnya Minyak Mentah terhadap Ekonomi
Minyak mentah merupakan bahan utama petrokimia yang digunakan untuk membuat plastik. Jadi, minyak yang lebih mahal akan menaikkan harga banyak produk yang terbuat dari plastik.
Selain itu, banyak pula transportasi yang menggunakan minyak sebagai bahan bakar utamanya. Jika harga bensin naik dan tak mampu dijangkau, hal ini pun akan berpengaruh pula pada distribusi produk atau barang.
Ketua Federal Reserve, Jerome Powell, bahkan mengatakan setiap kenaikan harga minyak mentah sebesar 10 dolar per barel bisa meningkatkan inflasi sebesar 0,2 persen dan menghambat pertumbuhan ekonomi 0,1 persen. Itu sebabnya, salah satu cara yang bisa dilakukan adalah dengan menurunkan harga minyak.
Penurunan harga minyak bisa berpengaruh terhadap inflasi. Hal ini dibuktikan pada 2015, yaitu Amerika menurunkan harga sebesar 1.000 dolar per 0,4 barel sehingga mampu meredam laju inflasi.
Baca Juga: Pentingnya Membangun Mental Pantang Menyerah
Selain itu, berkurangnya ketergantungan terhadap minyak mentah, juga mendorong laju penurunan tingkat inflasi. Misalnya, dengan mengganti bahan bakar kendaraan dengan panel surya atau kendaraan listrik. Namun, hal ini akan sulit bagi kendaraan bermuatan besar.
Namun, apa pun situasinya, kita harus bisa lebih berhemat dan menjaga situasi keuangan. Lantas, apa saja yang akan terjadi jika minyak mentah dunia mengalami penurunan harga?
Dengarkan jawaban lengkapnya dalam siniar CUAN edisi Sekilas CUAN episode “Inflasi Tinggi Gara-Gara Minyak Mentah Dunia Turun 3 Persen” dengan tautan akses dik.si/CUANMinyak.
Di sana, ada banyak pula informasi seputar keuangan yang bisa menambah literasi finansialmu. Tunggu apalagi? Ikuti siniarnya sekarang juga dan akses playlist-nya di YouTube Medio by KG Media agar kalian tak tertinggal tiap episode terbarunya!
Penulis: Alifia Putri Yudanti dan Ikko Anata
Penulis : Ristiana D Putri Editor : Iman-Firdaus
Sumber : Kompas TV