Sehari Setelah Geger Keraton Solo, 12 Kerajaan Hadiri Gelar Pentas Rakyat
Update | 25 Desember 2022, 09:55 WIBSURAKARTA, KOMPAS.TV - Di tengah ketegangan atau geger Keraton Solo, KPH Eddy Wirabhumi yang merupakan menantu Pakubuwono XII tetap melaksanakan Pentas Rakyat, Ekonomi Kreatif, dan Kirab Budaya 2022 pada Sabtu (24/12/2022).
Suami dari Gusti Moeng yang menjadi ketua pelaksana acara itu menyebut ada 12 kerajaan yang menghadiri acara yang digelar di Pagelaran Sasana Sumewa itu. Dari 12 kerajaan itu, enam raja hadir langsung ke lokasi.
"Hari ini yang hadir 12 kerajaan, tetapi yang rajanya hadir hanya 6 orang saja," jelas Eddy, Sabtu (24/12/2022) dilansir dari TribunSolo.
Ia menyebutkan, kerajaan yang hadir itu di antaranya, Sumedang Larang, Rote, Sekadau, Cirebon, dan Paser.
"Hanya 1.800 orang saja yang ikut acara. Awalnya di lapangan pamedan Mangkunegaran, kemudian dipindah di pagelaran," ujarnya.
Baca Juga: Sejarah Konflik Keraton Solo: Sejak 2004, Pernah Damai saat Jokowi jadi Walikota
Ia menerangkan, acara yang diselenggarakan dalam rangka hari ulang tahun (HUT) ke-91 Pakasa itu diawali dengan kirab dari Mangkunegaran hingga Keraton Solo.
"Dilanjutkan dengan pentas rakyat, misalnya tari-tarian hingga ada reog," jelas dia.
Selepas acara di jalan, Eddy mengatakan, pentas rakyat dilanjutkan dengan seminar nasional yang menghadirkan Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo serta Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Menparekraf) Sandiaga Uno.
Pagelaran tersebut berlangsung kurang dari 24 jam setelah peristiwa ricuh Keraton Solo pada Jumat (23/12/2022) malam.
Sebagaimana telah diberitakan KOMPAS.TV sebelumnya, geger Keraton Solo terjadi pada Jumat melibatkan sekitar 50 orang dan menyebabkan empat orang luka berat, sehingga dilarikan ke rumah sakit.
Wakil Pengageng Sasana Wilapa Keraton Solo KRA Dani Nuradiningrat mengaku menjalankan tugas dengan meminta pihak Gusti Moeng untuk meninggalkan area dalam Keraton Solo secara baik-baik.
"Kami persuasif meminta dengan baik, dengan sopan, tapi mereka melawan. Mereka menjalankan tugas untuk menutup. Setelah ditutup muncul penyerangan dan penganiayaan," terangnya, Sabtu (24/12).
Akibat peristiwa kisruh Keraton Solo itu, enam orang dirawat di Rumah Sakit Kustati.
"Jumlah pastinya enam, ada warga juga. Yang opname empat," ujarnya.
Baca Juga: Geger Keraton Solo, 6 Orang Dirawat di Rumah Sakit Bakal Lapor Polisi: Rata-rata Luka di Kepala
Para korban tersebut, kata dia, rata-rata mengalami luka di bagian kepala.
"Rata-rata luka kepala. Yang parah patah hidung," jelasnya.
Ia juga mengatakan, satu korban masih menunggu hasil pemeriksaan untuk mengetahui adanya patah tulang atau tidak. Sementara itu, dua orang menderita luka memar.
Sebelumnya, salah satu cucu Pakubuwono XIII, BRM Suryo Mulyo, mengaku ditodong senjata api atau pistol oleh orang yang mengatasnamakan aparat saat terjadi keributan di Keraton Solo.
Cucu yang lain, BRM Yudhistira Rachmat Saputro, juga terluka dan mengaku mendapatkan pukulan di bagian punggung.
Selain itu, putri kedua PB XIII, GRAy Devi Lelyana Dewi, mengaku dipukul bagian tangannya memakai bambu hingga lebam.
Baca Juga: Pelaku Penyerangan di Keraton Solo Disebut Anggota Polri Berpakaian Sipil, Tak Pakai Baju Abdi Dalem
Ia mengatakan, sekitar 50 orang tiba-tiba memaksa untuk mengunci Kamandungan atau akses pintu masuk Keraton Solo.
"Penyebabnya saya tidak tahu. Tiba-tiba sekitar 50 orang mau masuk, mengunci pintu Kamandungan. Terus dicegah sama Yudha keponakan saya, dipukulin terus,” kata Devi, Jumat (23/12) malam.
Kapolresta Solo Kombes Pol Iwan Saktiadi lantas mengatakan, pihaknya akan mendalami dugaan pidana kekerasan dalam kisruh Keraton Solo tersebut.
"Kami akan lanjut itu secara normatif untuk proses hukumnya," jelasnya, Jumat malam.
Baca Juga: Geger Keraton Solo, Kubu Gusti Moeng Ngaku Diusir dari Istana dan Bakal Lapor Polisi: Kita Abdi
Penulis : Nadia Intan Fajarlie Editor : Purwanto
Sumber : TribunSolo