> >

Memahami Potensi Generasi Muda dalam Menghasilkan Karya

Gaya hidup | 8 Desember 2022, 14:00 WIB
Orang tua harus mendukung potensi generasi muda. (Sumber: Freepik/tirachardz)

JAKARTA, KOMPAS.TV - Masa remaja adalah waktu untuk bereksplorasi. Pada masa itu pula, remaja mulai memahami bagaimana dunia bekerja, mencari tahu kekurangan dan kelebihan diri, hingga menggali potensi diri.

Hal-hal seperti itu yang melatarbelakangi banyak generasi muda menggebu-gebu dalam menghasilkan suatu karya. Dimas Oky, Sociopreneur dan Ketua Perkumpulan Kader Bangsa, turut menekankan kalau generasi muda merupakan aset terpenting bagi suatu bangsa.

Dalam siniar Beginu episode “Yang Muda Yang Berkarya” yang dapat diakses melalui dik.si/BeginuDimasOkyP2, Dimas juga berharap agar pemerintah memberikan wadah yang tepat agar generasi muda bisa mengembangkan potensi terbaik mereka.

Seluruh generasi muda memiliki potensi yang berbeda-beda di berbagai bidang. Dan seharusnya hal itu bukanlah menjadi masalah karena manusia memang diciptakan saling melengkapi lewat keahlian yang berbeda.

Sayangnya, kerap kali orangtua ikut mencampuri pilihan mereka sehingga ada potensi yang terabaikan. Ditambah pula ada tekanan dari orangtua yang ingin anaknya memiliki pekerjaan yang menjanjikan, seperti dokter, PNS, atau akuntan.

Tekanan seperti itu tentu membuat para generasi muda merasa tak cocok dalam menjalaninya. Akibatnya, banyak yang merasa salah jurusan karena hanya menuruti ekspektasi orangtua.

Baca Juga: Neofobia: Ketakutan akan Hal-Hal Baru

Itu sebabnya, orangtua juga perlu memahami potensi anaknya agar mampu menghasilkan karya sesuai kelebihannya. Berikut adalah beberapa cara yang bisa orangtua lakukan untuk mendukung potensi mereka.

1. Ubah Pola Pikir

Langkah pertama adalah mengubah pola pikir bahwa orangtua bisa terus mengekang anak. Mengubah pola pikir bisa dimulai dengan bertanya kepada anak hal apa yang ia sukai. Selain itu, tanyakan pula tujuan hidup mereka.

Orangtua tidak boleh langsung memberikan mereka pilihan yang tak sesuai dengan keinginan mereka. Di sisi lain, jika pilihan mereka keliru, orangtua juga tak boleh memarahi mereka. Pasalnya, yang anak butuhkan adalah dukungan agar bisa bangkit lagi.

2. Berikan Wadah

Penulis : Ristiana D Putri Editor : Iman-Firdaus

Sumber : Kompas TV


TERBARU