Neofobia: Ketakutan akan Hal-Hal Baru
Gaya hidup | 7 Desember 2022, 06:10 WIBJAKARTA, KOMPAS.TV - Saat melakukan hal baru, kita pasti akan dipenuhi dengan ketakutan dan kekhawatiran. Apalagi, jika hal-hal tersebut memang berada di luar jangkauan kita.
Pasalnya, menurut University of The People, ketakutan akan perubahan terjadi karena otak kita dirancang untuk merasa tenang saat menemukan atau mengetahui sesuatu yang sudah familier. Saat tidak tahu apa yang akan terjadi, kita cenderung membuat skenario yang belum pasti.
Hal-hal baru atau pertama kali ini juga dibahas oleh Bani Dattu dan Anya dalam siniar Kosan HAI bertajuk “Semua Tentang "Pertama Kali"” yang dapat diakses melalui dik.si/KosanHAIE8. Pasalnya, kehidupan manusia tak lepas dari hal-hal baru.
Mengenal Neofobia
Ternyata, ketakutan akan hal-hal baru ini juga memiliki istilahnya sendiri, yaitu neofobia. Dilansir Very Well Mind, fobia ini memang tergolong rumit sebab diperlukan beberapa gejala khusus untuk mendiagnosisnya ke fobia yang lebih spesifik.
Baca Juga: 5 Alasan Mengapa Anak Tak Mau Makan
Adapun gejala ketakutan ini bisa berkisar dari ringan hingga berat. Bahkan, ketakutan yang berlebihan dapat berdampak serius pada kehidupan yang ditandai dengan terbatasnya hubungan seseorang dengan orang lain.
Fobia ini pun bisa disebabkan oleh beberapa faktor. Beberapa di antaranya adalah memiliki teman dengan tingkat kecemasan ekstrem dan pernah mengalami pengalaman yang menyakitkan atau traumatis saat pertama mencoba hal-hal baru.
Gejala Neofobia
Neofobia dapat menyebabkan gejala fisik, psikologis, dan perilaku. Ada beberapa gejala fisik dari fobia ini, yaitu sesak napas, pusing, meningkatnya detak jantung, mual, dan gemetar. Sementara itu, gejala psikologis mencakup rasa cemas, pikiran buruk, atau ketakutan yang berlebihan.
Respons fisik dan psikologis yang dialami orang ketika dihadapkan dengan hal-hal baru berkontribusi pada tanda-tanda perilaku fobia. Itu sebabnya, orang dengan fobia ini biasanya menghindari sesuatu yang baru pertama kali mereka lakukan atau menahannya dengan tekanan yang ekstrem.
Diagnosis Neofobia
Orang dengan ketakutan berlebih tidak semerta-merta didiagnosis sebagai neofobia. Hal ini disebabkan kondisi ini bukan termasuk DSM-5. Sebaliknya, mereka mungkin didiagnosis dengan fobia spesifik jika gejalanya memenuhi kriteria berikut.
- Perasaan takut yang berlebihan dan tidak wajar dalam menanggapi hal baru.
- Respons rasa takut yang langsung ketika dihadapkan dengan hal-hal baru.
- Menghindari hal-hal baru atau tekanan ekstrim saat menghadapinya.
Penulis : Ristiana D Putri Editor : Hariyanto-Kurniawan
Sumber : Kompas TV