Viral Anggota Binmas Curhat soal KKN di Polri, Ujungnya Diperiksa Propam dan Klarifikasi
Peristiwa | 4 Desember 2022, 06:20 WIBMAKASSAR, KOMPAS.TV - Polda Metro Sulawesi Selatan memeriksa Aipda Aksan terkait dugaan praktik korupsi, kolusi dan nepotisme di institusi Polri.
Video pernyataan anggota Bimnas Polres Tana Toraja mengenai dugaan KKN di insitusi Polri viral di media sosial. Dirinya kemudian dipanggil Propam Polda Sulsel.
Kabid Humas Polda Sulsel Kombes Pol Komang Suartana menyatakan hasil pemeriksaan di Propam Polda Sulsel Aipda Aksan mengakui dugaan KKN di tubuh Polri tidak benar dan telah melakukan klarifikasi.
Hasil pemeriksaan Aipda Aksan membuat testimoni secara opini pribadi tanpa didasari fakta dan bukti-bukti agar dapat dilakukan penyelidikan oleh Propam Polda Sulsel.
Baca Juga: Kecewa Dimutasi, Anggota Polisi di Tana Toraja Curhat Soal Mafia Polri
"Terhadap video viral bisa kita klarifikasi bahwa ucapan itu tidak benar. Propam sudah melakukan penyelidikan, kita sudah memanggil yang bersangkutan untuk diperiksa," ujar Suartana, Sabtu (3/12/2022). Dikutip dari Antara.
Suartana menjelaskan Aipda Aksan memiliki catatan kurang baik. Ia pernah melakukan pelanggaran disiplin tahun 2012 dan telah dihukum.
Pada 2017 yang bersangkutan pernah melakukan pelanggaran pengambilan kendaraan. Aipda Aksan telah diproses dan mendapat teguran. Ia juga ditempatkan di tempat khusus selama 21 hari terkait pelanggaran disiplin.
Kemudian pada tahun 2021, Aipda Aksan melakukan pelanggaran lelang kendaraan, namun tidak mendapat unit sehingga melaporkan Kasubag Sapras.
Baca Juga: Viral Video Pungli Rp 3 Juta Urus KTP dan KK di Karo
"Jadi, hasil catatan didapat bahwa terungkap yang bersangkutan itu membuat opini sendiri terkait apa yang dibuat dalam video di media sosial," ujarnya.
Sebelumnya, video curahan hati anggota Binmas Polres Tana Toraja Aipda Aksan tersebar luas di jagat maya.
Di awal video sempat mengucapkan salam dan meminta izin kepada Kapolri Jendral Listyo Sigit Prabowo sembari menyebut Nomor Registrasi Pusat (NRP) dan pangkatnya.
Ia menyampaikan dan meminta tolong agar institusi Polri dibersihkan dari mafia-mafia di tubuh Polri karena sekarang semakin tidak karuan dan sejak awal dinilai rekrutmen anggota sudah tidak bagus.
Baca Juga: Klarifikasi Polisi soal Viral Aipda Aksan Beberkan Bobrok Polri: Kecewa Masalah Pribadi
"Yang pertama, masuk polisi harus bayar. Kedua, mau pindah harus bayar, dan yang ketiga mau jadi perwira harus bayar. Jadi, bagaimana ke depannya Polri kalau semua harus bayar," ucapnya dalam video.
Kemudian, rata-rata pimpinan di bawah bukan mengajarinya ke jalan yang bagus, tetapi malah mengajari ke jalan tidak benar.
Contohnya, mereka diduga memangkas daftar isian pelaksanaan anggaran (Dipa), memangkas uang BBM, uang makan, dan lain sebagainya.
Ia menyampaikan permohonan kepada Kapolri karena dirinya dimutasi dari Polres Palopo ke Polres Tanah Toraja karena membongkar perbuatan Kapolres AKBP Alfian Nurnas, diduga korupsi kendaraan Dinas Polres Palopo, BBM, dan lain sebagainya.
"Untuk menutupi itu, saya dimutasi ke Polres Tana Toraja, katanya saya (dituduh) mempereteli motor dinas," ungkap Aipda Aksan dalam video tersebut.
Penulis : Johannes Mangihot Editor : Hariyanto-Kurniawan
Sumber : Kompas TV