> >

Minimnya Pemahaman Masyarakat terhadap Kripto

Gaya hidup | 7 November 2022, 14:00 WIB
Antusiasme masyarakat terhadap kripto berbanding terbalik dengan pemahaman mereka yang sangat minim. (Sumber: Freepik)

JAKARTA, KOMPAS.TV - Saat ini, kripto sedang digandrungi masyarakat Indonesia dari berbagai kalangan. Bahkan, pandemi pun tak menghalangi peningkatan tren ini. Pada tahun 2021, diperkirakan tingkat kepemilikan kripto global rata-rata mencapai 3,9 persen.

Artinya, ada lebih dari 300 juta pengguna kripto di seluruh dunia. Menurut Dhila Rizqia, Head of Growth Coinvestasi, negara India berada di peringkat pertama dengan memiliki 100 juta pengguna kripto.

Lalu, bagaimana dengan Indonesia?

Dalam siniar CUAN edisi sekilas CUAN bertajuk “Jumlah Investor Terus Tumbuh, tetapi Pemahaman Soal Kripto Masih Rendah” yang dapat diakses melalui dik.si/CUAN_PemahamanKripto, dikatakan bahwa Indonesia berada di peringkat yang cukup tinggi.

Fenomena Kripto di Indonesia

Dilansir dari Triple A, Indonesia berada di peringkat 30 besar dengan 7,2 juta orang yang memiliki mata uang ini. Tak hanya itu, pada November 2021, Indodax mengungkapkan jumlah investor kripto di 2021 meningkat pesat sebanyak 99,76 persen.

Baca Juga: Pemula Harus Tahu, Apa Itu Aset Kripto dan Perbedaannya dengan Saham

Dengan jumlah penduduk Indonesia per Juni 2021 yang berjumlah 272 juta, dapat diartikan tingkat penggunaan kripto saat ini terbilang besar. Ada sebanyak 2,7 persen penduduk Indonesia yang sudah memiliki aset kripto.

Oleh karena hal tersebut, Dhila Rizqia, Head of Growth Coinvestasi, pun mengungkapkan antusiasmenya, “Melihat hasil tersebut dapat terlihat bahwa peluang aset kripto di Indonesia dapat berkembang dan menjangkau lebih banyak lapisan masyarakat.”

“Indonesia sendiri bukanlah negara yang mengisolasikan diri terhadap perkembangan kripto, tahun ini ada berbagai perkembangan dan bahasan terhangat seputar kripto yang melingkupi adopsi kripto tanah air,” tambahnya dikutip dari Kompascom.

Angka kenaikan yang signifikan itu turut membuat banyak artis membuat token kripto. Sebut saja, token kripto Anang Hermansyah, Lesti Kejora-Rizky Billar, dan Wirda Mansur.

Minimnya Pemahaman Masyarakat terhadap Kripto

Sayangnya, antusiasme itu tak diimbangi dengan pemahaman masyarakat mengenai apa itu kripto. Alih-alih mempersenjatai diri dengan edukasi, mereka hanya ikut-ikutan saja dalam berinvestasi.

Mayoritas masyarakat hanya terpaku pada iming-iming keuntungan tanpa memperhatikan risikonya. Apalagi, saat masa pandemi, banyak orang kehilangan penghasilan sehingga membutuhkan uang cepat untuk menghidupi kebutuhan sehari-hari.

Banyak dari mereka yang tak tahu kalau token-token tersebut belum terdaftar secara resmi. Sebab, masyarakat telah terhasut fenomena pompom saham.

Baca Juga: Taliban Larang Kripto di Afghanistan, Penjualnya Ditangkapi

Pompom saham adalah tindakan menghasut agar banyak orang membeli suatu saham. Biasanya, oknum memberikan kesan bagus untuk perusahaan tersebut dengan mengajak para influencer dalam mempromosikannya.

Hal ini dilakukan dengan tujuan saham mempunyai nilai tinggi. Padahal, sebelumnya saham tersebut sering kali kurang likuid atau jarang diperjualbelikan.

Itu sebabnya, penting untuk menambah literasi keuangan sebelum memutuskan berinvestasi. Jika perlu, ajarkan orangtua kita. Sebab, mayoritas korban dari token kripto bodong ini adalah orangtua yang awam terhadap dunia investasi.

Dengarkan informasi lengkap seputar topik ini hanya melalui siniar CUAN dalam episode “Jumlah Investor Terus Tumbuh, tetapi Pemahaman Soal Kripto Masih Rendah” yang dapat diakses melalui dik.si/CUAN_PemahamanKripto.  

Di sana, ada banyak informasi seputar finansial, investasi, dan bisnis yang bisa menambah wawasan keuanganmu. Tunggu apalagi? Yuk, ikuti siniarnya sekarang juga agar kalian tetap terinfo tiap ada episode terbarunya!

Penulis: Alifia Putri Yudanti dan Ikko Anata

Penulis : Ristiana D Putri Editor : Iman-Firdaus

Sumber : Kompas TV


TERBARU