> >

Pasokan Air Tawar di Gili Trawangan Diputus sejak Semalam, Ratusan Wisatawan Batalkan Kunjungan

Peristiwa | 20 September 2022, 18:40 WIB
Ratusan warga Gili Trawangan berdialog dengan Wakil Bupati Lombok Utara Danny Karter Febrianto (kedua dari kanan) di kantor pelabuhan Gili Trawangan, Lombok Utara, Nusa Tenggara Barat, Selasa (20/9/2022) siang. (Sumber: Kompas.tv/Vyara)

GILI TRAWANGAN, KOMPAS.TV – Sekitar seratusan warga Gili Trawangan berdialog dengan Wakil Bupati (Wabup) Lombok Utara Danny Karter Febrianto di kantor dermaga pelabuhan Gili Trawangan, Selasa (20/9/2022) siang.

Warga menuntut agar aliran air bersih dari PT Berkat Air Laut (BAL) yang diputus sejak Senin (19/9/2022) tengah malam, dialirkan kembali.

Pasalnya, pemutusan pasokan air tawar itu tak cuma menyengsarakan warga setempat, namun pula berimbas pada pembatalan kunjungan wisatawan.

Haris Andriawan, seorang pekerja pariwisata di Gili Trawangan, menyebut adanya pembatalan penyewaan kamar dari wisatawan.

“Saya baru terima kabar ini, baru saja ada cancellation (pembatalan, red) 20 kamar dari satu hotel, gara-gara tidak ada air. Ini baru dari satu hotel, Pak. Bisa dibayangkan berapa jumlah pembatalan lain dari hotel-hotel lain,” tutur Haris dalam pertemuan antara warga dan Wabup Lombok Utara.

“Padahal kan tadi Pak Wabup bilang, bagaimana caranya kita harus bisa jaga kondusivitas untuk tamu-tamu kita ini. Ini belum genap satu hari (pemutusan pasokan air tawar) Pak, sudah berdampak pada kunjungan wisata. Yang jadi permasalahan sekarang ini, bagaimana supaya air (tawar) ada lagi,” lanjutnya. 

Baca Juga: Pasokan Air Tawar Gili Trawangan Diputus Malam Ini, Penghuni dan Tamu Kalang Kabut

Menanggapi keluhan warga, Wabup Danny Karter pun merespons dengan pernyataan bahwa pihaknya akan segera mengecek hotel mana yang belum mendapat pipa distribusi air PDAM.

“Kita akan segera mengecek, hotel mana yang belum mendapat pipa distribusi air PDAM,” ujar Danny.

Pernyataan Wabup Danny Karter ini kontan menuai reaksi dari warga lainnya. 

“Apapun permasalahan pemerintah, biarkan PT BAL dibiarkan jalan dulu. Banyak sekali tamu kami yang masuk dan harus kami jelaskan bahwa kami tidak punya air tawar," tutur Marianna, warga Gili Trawangan lainnya.

"Kalau seperti ini kan, kami seperti dipaksakan untuk berlangganan PDAM karena harganya terlalu tinggi, Rp5,3 juta. Pikirkan juga kami rakyat kecil, tidak semua orang Gili orang mampu, Pak.”

“Kalau masyarakat, sebenarnya ndak perduli mau PT mana pun yang mau masuk. Yang jadi masalah, kita harus pasang instalasi ulang yang harganya sangat memberatkan, mulai Rp5,3 juta," keluh Kule Inaba, seorang warga Gili Trawangan yang juga pemilik sebuah akomodasi..

"Itu kan harga yang sangat luar biasa, menurut saya. Kalau pengusaha-pengusaha besar, mungkin langsung bisa bayar. Tapi pengusaha kecil macam saya, itu tidak terjangkau.”

Baca Juga: Pasokan Air Tawar Diputus Malam Ini, Warga dan Pengusaha Gili Trawangan Suarakan Penolakan

Diketahui, perusahaan penyuplai air bersih yang baru di Gili Trawangan, yakni PDAM yang bekerja sama dengan PT Tiara Cipta Nirwana (TCN), memasang tarif yang dianggap kelewat mahal oleh sebagian besar warga Gili Trawangan.

Pemasangan pipa distribusi air dipatok mulai dari harga Rp5,3 juta, bergantung pada ukuran pipa. 

Adapun tarif air per meter kubik (m3) yang dipatok TCN/PDAM yakni mulai Rp34.000 untuk kategori sosial seperti masjid atau musala, Rp35.000 untuk kategori rumah tangga, dan Rp37.000 untuk kategori niaga atau bisnis.  

Sementara, PT BAL yang bekerja sama dengan Badan Usaha Milik Daerah PT Gerbang NTB Emas (GNE), yang telah beroperasi sejak 2011, memberlakukan tarif yang berbeda.

Untuk biaya penyambungan pipa, dikenakan tarif Rp2 juta. Tarif air per m3 untuk kategori sosial yang mencakup masjid dan musala, dikenakan cuma-cuma alias gratis.

Tarif untuk kategori rumah tangga dipatok di harga Rp18.000 per m3. Sementara, untuk kategori bisnis atau komersial yang semula dipatok dengan tarif Rp46.500 dan sempat didiskon pada masa pandemi jadi Rp41.500, sejak Mei 2022 mengalami penyesuaian tarif dan dijual dengan harga Rp37.000 per m3.

“Terkait tarif, kita akan melakukan kajian lagi mulai dari pemasangan sampai tarif per kubik. Dulu pajak pendapatan negara non-pajak juga jadi perhitungan PDAM. Dulu PT BAL tidak ada penerimaan negara non-pajak," ujar Danny Karter.

"Apapun langkah-langkah yang kita ambil, satu dua hari ada sedikit gejolak di masa transisi, dan itu harus kita pahami bersama."

Ratusan Warga Geruduk Kantor PT BAL dan PDAM

Sementara itu, sejak Selasa (20/9) pagi sekitar pukul 7 WITA, sekitar seratusan warga Gili Trawangan mendatangi kantor PT BAL.

Mereka meminta agar kran air tawar yang disetop sejak Senin (19/9) tengah malam segera dibuka agar warga dapat memanfaatkan air bersih untuk mandi, makan dan minum serta memasak.

Tambahan pula, tetamu yang tengah menginap di akomodasi milik warga juga tak dapat menikmati air tawar. 

Namun, pihak PT BAL tak membuka pintu bagi warga. Pasalnya, per tanggal 19 September 2022, keluar Keputusan Kepala Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu Pemerintah Provinsi NTB Nomor 503/127/03/DPMPTSP/2022 tentang penghentian kegiatan pengambilan air tanah PT Gerbang NTB Emas (GNE).

Keputusan itu berdampak atas terhentinya keabsahan kegiatan pengambilan air tanah PT GNE di Dusun Gili Trawangan dan Gili Meno, Desa Gili Indah, Kecamatan Pemenang, Kabupaten Lombok Utara.

Sejak Selasa (20/9/2022) pagi, ratusan warga Gili Trawangan mendatangi kantor PT Berkat Air Laut (BAL) untuk meminta aliran air bersih yang pasokannya dihentikan sejak Senin (19/9) tengah malam, segera dialirkan. (Sumber: Kompas.tv/Vyara)

Diketahui, PT GNE selaku badan usaha milik daerah Pemerintah Provinsi NTB, telah bekerja sama dengan PT BAL untuk menyediakan pasokan air bersih di Gili Trawangan dan Gili Meno.

Padahal, terkait pencabutan perizinan pengeboran PT GNE yang diberlakukan per tanggal 20 September 2022, Bupati Lombok Utara Djohan Sjamsu menyatakan, Pemerintah Daerah Kabupaten Lombok Utara memastikan dan menjamin distribusi air bersih pasca-pencabutan perizinan PT GNE.

Hal itu tertuang dalam surat Bupati Lombok Utara Kepala Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu Provinsi NTB tertanggal 15 September lalu.

Surat Bupati Lombok Utara yang ditujukan bagi Kepala Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu Provinsi Nusa Tenggara Barat (NTB) tertanggal 15 September 2022. (Sumber: Istimewa)

Namun, kenyataannya, perizinan PT GNE telah dicabut dan berimbas pada dihentikannya pasokan air bersih oleh PT BAL, padahal distribusi air bersih bagi sebagian besar masyarakat Gili Trawangan belum terjamin.

Sekitar tengah hari, warga beralih menggeruduk kantor penyuplai air bersih yang baru, yakni Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) Amerta Dayan Gunung yang bekerja sama dengan PT Tiara Cipta Nirwana (TCN) di utara Gili Trawangan. 

Warga mendesak agar PT TCN/PDAM tidak melakukan pemasangan intalasi air baru maupun membuka aliran air bersih pada para pelanggan baru yang terpaksa beralih berlangganan pada TCN/PDAM karena pasokan air bersih dari penyuplai air baku sebelumnya, yakni PT BAL/GNE telah diputus.

Warga bahkan mengancam akan memutus aliran pipa TCN/PDAM jika pihak TCN/PDAM memanfaatkan kekisruhan ini untuk melakukan pemasangan instalasi air bersih yang baru.

"Kalau kalian pasang pipa kalian, kami putus. Biar semua sama-sama rugi. Yang punya uang bisa bayar (pemasangan pipa), tapi bagaimana dengan yang tidak punya uang seperti saya ini?!" ujar seorang warga.

“Pipa-pipa kalian lewat kebun saya, saya kasih, harapannya agar harga air PDAM lebih murah, tapi kenapa sekarang setelah beroperasi justru jauh lebih mahal?” tutur salah seorang warga.

“Kami butuh air. Tapi kenyataannya, setelah kalian operasi, kita seperti dicekik,” ujar warga lainnya.

“Kasihan orang-orang ini, dibebani Rp5 juta untuk pasang penyambungan pipa, sedangkan untuk makan saja susah,” kata warga lainnya.

 

 

Penulis : Vyara Lestari Editor : Edy-A.-Putra

Sumber : Kompas TV


TERBARU