> >

Lagi, Mentawai Diguncang Gempa M 5,1 Dini Hari, Ini Penyebabnya

Peristiwa | 12 September 2022, 07:21 WIB
Ilustrasi gempa bumi. Gempa mag. 5,1 di Mentawai dini hari tadi, Senin (12/9/2022) (Sumber: Shutterstock)

MENTAWAI, KOMPAS.TV - Pulau Siberut, Kepulauan Mentawai, Sumatera Barat kembali diguncang gempa pada Senin (12/9/2022) dini hari tadi.

Menurut Badan Meteorologi, Klimotologi dan Geofisika (BMKG), gempa bumi Mentawai ini berkekuatan magnitudo 5,1.

Gempa berpusat di 147 kilometer barat laut Kepulauan Mentawai dengan kedalaman 10 kilometer.

Guncangan gempa di Mentawai hari ini terasa hingga:

  • Wilayah Padang dan Padang Panjang, guncangan dengan intensitas III MMI, yakni getaran dirasakan nyata dalam rumah. Terasa getaran seakan-akan ada truk berlalu.
  • Wilayah Suguleg, gempa dengan intensitas IV- V MMI, yakni getaran dirasakan oleh orang banyak dalam rumah, di luar oleh beberapa orang, gerabah pecah, jendela/pintu berderik dan dinding berbunyi.

https://twitter.com/infoBMKG/status/1569035203267670016?t=aJ51uIis4UNv-ZgQwiGM1Q&s=19

Baca Juga: Pasca Gempa Magnitudo 6,1, Ratusan Warga Mentawai Masih Bertahan di Tempat Pengungsian!

Diberitakan Kompas TV sebelumnya, BMKG mencatat gempa dengan kekuatan 6,1 M terjadi di wilayah Pulau Siberut, Mentawai, Minggu (11/9/2022) pukul 06.10 WIB.

 

Selang 14 menit kemudian, tepatnya pada pukul 06.24 Wib, terjadi gempa susulan berkekuatan M 5,4 yang berpusat di 1.25 LS dan 98.49 BT pada kedalaman 11 km.

BMKG menyatakan gempa itu tidak berpotensi tsunami.

Penyebab Gempa di Mentawai

Melansir laman resmi Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral Badan Geologi, rentetan gempa yang terjadi 11-12 September 2022 di Mentawai berpusat di daerah Pulau Siberut bagian barat laut.

Struktur luar Pulau Siberut merupakan perbukitan bergelombang hingga terjal yang dikelilingi dataran pantai. 

Pulau Siberut rawan gempa bumi karena daerah tersebut pada umumnya tersusun oleh batuan berumur Pra Tersier dan Tersier.

Sebagian batuan berumur Pra Tersier dan Tersier tersebut telah mengalami pelapukan. 

Endapan Kuarter dan batuan berumur Pra Tersier dan Tersier yang telah mengalami pelapukan bersifat lunak, lepas, belum kompak (unconsolidated) dan memperkuat efek guncangan gempa.

Baca Juga: BNPB Imbau Masyarakat Sumatera Barat Siaga Potensi Gempa Susulan

Selain itu, perbukitan terjal yang tersusun oleh batuan yang telah mengalami pelapukan berpotensi terjadi gerakan tanah yang dapat dipicu oleh guncangan gempa bumi kuat dan curah hujan tinggi. 

Adapun kejadian gempa bumi ini diakibatkan oleh aktivitas zona penunjaman dengan mekanisme sesar naik berarah barat laut  – tenggara. 

Data mekanisme sumber GFZ Jerman yang dilihat dari vsi.esdm.go.id, memperlihatkan bahwa sesar naik tersebut mempunyai sudut landai (low angle) dengan kedudukan N 299 E, dip 14 dan slip 79. 

Rekomendasi untuk Warga Sekitar

Jika Anda merupakan warga wilayah Pulau Siberut atau sekitarnya, berikut rekomendasi yang dapat dilakukan.

  • Masyarakat diimbau untuk tetap tenang, mengikuti arahan serta informasi dari petugas BPBD setempat, dan tetap waspada dengan kejadian gempa bumi susulan. Jangan terpancing oleh isu yang tidak bertanggung jawab tentang gempa bumi dan tsunami
  • Bagi penduduk yang rumahnya mengalami kerusakan agar mengungsi ke tempat aman
  • Bangunan di Kabupaten Kepulauan Mentawai harus dibangun menggunakan konstruksi bangunan tahan gempa bumi guna menghindari dari risiko kerusakan. Selain itu juga harus dilengkapi dengan jalur dan tempat evakuasi
  • Oleh karena daerah pantai Kabupaten Kepulauan Mentawai tergolong rawan tsunami, maka harus ditingkatkan upaya mitigasi tsunami melalui mitigasi struktural dan mitigasi non struktural
  • Kejadian gempa bumi ini diperkirakan berpotensi mengakibatkan terjadinya bahaya ikutan (collateral hazard) berupa retakan tanah, penurunan tanah, gerakan tanah dan likuefaksi dalam dimensi kecil.

Penulis : Dian Nita Editor : Desy-Afrianti

Sumber : bmkg.go.id, esdm.go.id


TERBARU