Fakta Penciuman Anjing, Mampu Membantu Manusia Melawan Kriminal
Gaya hidup | 5 Agustus 2022, 12:05 WIBKetika sedang berjalan-jalan di taman, tak jarang kita melihat anjing yang bermain-main bersama pemiliknya. Apabila diperhatikan dengan baik, sering kali mereka mengendus-endus dengan moncong hidungnya ke suatu titik atau tempat.
Ternyata, hal ini dilakukan karena hidung anjing merupakan salah satu indra utama dan terpenting yang ia miliki. Sama halnya manusia yang menggunakan mata dan telinga untuk memahami sekitarnya, anjing justru lebih menggunakan hidungnya.
Keunikan ini tidak berhenti di situ saja. Kemampuan penciuman anjing luar biasa sampai membuat departemen kepolisian atau lembaga penegak hukum sampai menggunakannya untuk mengungkap suatu modus kriminal. Misalnya, saat ingin menemukan narkoba yang disembunyikan atau mayat pembunuhan.
Keunikan yang dimiliki oleh anjing ini lantas diangkat dalam salah satu kisah kriminal dalam majalah Intisari. Kemudian, kisah kriminal ini diangkat dalam audio drama persembahan Siniar Tinggal Nama bertajuk, “Firasat Seekor Anjing”.
Baca Juga: Inilah 10 Ras Anjing Paling Populer di Amerika Serikat 2021, Labrador Retriever Masih Paling Top
Dalam kisah tersebut, dikisahkan Luki seekor anjing geladak yang setia menemani majikannya, Robert Farouelle. Hingga pada suatu ketika, penciuman dan firasat dari Luki menjadi sangat tajam. Ketika ia terlihat ketakutan, ternyata suatu peristiwa mencengangkan terjadi dalam kehidupan Farouelle.
Biasanya, ketika hal itu sedang terjadi, anjing sedang merasakan sesuatu yang tidak beres. American Kennel Club (AKC) pun memperkuat hal ini dalam artikel milik mereka. Dijelaskan bahwa hidung mereka memang lebih kuat daripada manusia.
Manusia hanya memiliki sekitar 5–6 juta reseptor aroma di hidung sedangkan anjing–tergantung pada jenisnya–memiliki hingga 100 juta atau lebih reseptor aroma di hidung.
Bahkan, jumlah reseptor ini bisa mencapai 300 juta, seperti yang dimiliki oleh anjing berjenis Bloodhound.
Secara praktis, perbedaan ini bisa dinyatakan dalam analogi berikut.
Penulis : Ristiana D Putri Editor : Desy-Afrianti
Sumber : Kompas TV