Sri Sultan Marah Minta Polisi Tindak Tegas Pelaku Kerusuhan di Babarsari: Klitih Saja Ditindak Kok
Hukum | 6 Juli 2022, 09:32 WIBYOGYAKARTA, KOMPAS.TV - Gubernur Daerah Istimewa Yogyakarta Sri Sultan Hamengku Buwono X meluapkan emosinya terkait kasus keurusuhan yang terjadi di kawasan Babarsari, Kecamatan Depok, Kabupaten Sleman, pada Senin (4/7/2022).
Sebab, keributan yang terjadi antarkelompok warga pendatang itu terjadi bukan hanya kali ini saja. Melainkan sudah terjadi pada tahun-tahun sebelumnya.
Baca Juga: Kerusuhan di Babarsari, Sosiolog Sebut Yogyakarta Mendekati Kota Metropolis Bukan Pelajar
Sri Sultan menuturkan keributan antar warga pendatang di kawasan Babarsari pernah terjadi sekitar empat tahun silam. Kala itu, ia berupaya menemui mereka dan mengajak berdialog.
"Empat tahun lalu juga sering berkelahi, saya datangi juga, saya bertemu dengan mereka," kata Sri Sultan dalam keterangannya di Yogyakarta yang dikutip pada Rabu (6/7/2022).
Karena terus berulang, Sultan Hamengku Buwono X pun meminta kepolisian menindak tegas semua pelaku yang terlibat dalam kasus kerusuhan tersebut.
"Tindak (tegas) saja bagi mereka yang melanggar pidana. Tegakkan hukum karena sudah terjadi pelanggaran," ujar Ngarsa Dalem sapaan Sultan.
Baca Juga: Sultan soal Kerusuhan Babarsari: Ngomong Keras Enggak Apa-apa, Tapi Jangan Kekerasan Fisik
Sri Sultan mengatakan aparat kepolisian harus menuntaskan kasus tersebut secara tegas dan adil, tanpa banyak pertimbangan. Harapannya, agar kasus serupa tidak berulang di kemudian hari.
"Enggak usah punya pertimbangan lain, melanggar hukum sudah lakukan (penindakan) karena dengan dilakukan itu, maka yang lain tidak akan main-main," ucap Sultan.
"Masak sampai ada korban dan sebagainya tidak kita tindak, yang 'klitih' (kejahatan jalanan) saja kita tindak kok. Jadi kita harus adil untuk menegakkan hukum jangan pilih-pilih."
Sri Sultan menjelaskan bahwa memang banyak warga dari luar daerah yang tinggal di Babarsari, Sleman, lantaran di kawasan tersebur berdiri sejumlah perguruan tinggi.
Penulis : Tito Dirhantoro Editor : Desy-Afrianti
Sumber : Kompas TV