Antisipasi Hawar PMK, Lima Pasar Hewan di Boyolali Tutup
Update | 15 Juni 2022, 17:04 WIBBOYOLALI, KOMPAS.TV – Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Boyolali kembali menutup lima pasar hewan yang ada di wilayah tersebut, mulai 11 Juni 2022 hingga 20 Juni 2022.
Penutupan ini merupakan yang kedua kali sejak hawar penyakit mulut dan kuku (PMK) di daerah itu.
Penutupan tahap pertama dilakukan pada 27 Mei 2022 hingga 10 Juni 2022. Kelima pasar hewan itu adalah Pasar Jelok di Kecamatan Cepogo, Pasar Hewan Karanggede, Pasar Hewan Kalioso di Kecamatan Nogosari, Pasar Hewan Simo dan Pasar Hewan Ampel.
Kepala Dinas Peternakan dan Perikanan (Disnakkan) Kabupaten Boyolali, Lusia Dyah Suciati mengatakan, dengan penutupan kelima pasar hewan tersebut, pihaknya berkonsentrasi melakukan penanganan PMK di kandang hewan ternak masyarakat.
Dikutip dari keterangan tertulis Pemprov Jawa Tengah, Rabu (15/6/2022), melalui sosialisasi, pihaknya berharap masyarakat sadar akan bahaya PMK di hewan ternak yang terindikasi mengidap PMK.
“Kita berikan pemahaman penyakit ini penularannya sangat tinggi.”
Baca Juga: Khawatir PMK, Masjid di Malang Tiadakan Penyembelihan Hewan Kurban
“Kalau tidak dilakukan penanganan secepatnya bagi salah satu sapi yang terindikasi akan berpotensi menular kepada sapi yang lain atau kandang terdekatnya. Sehingga kami mengajak seluruh masyarakat ini bersama-sama untuk kerja sama dengan kami,” kata Lusi, Selasa (14/6/2022).
Dia menambahkan, penanganan yang dilakukan antara lain dengan menyampaikan laporan apabila menemukan hewan ternak yang kurang sehat.
Masyarakat juga diimbau untuk melakukan disinfeksi kandang dua kali tiap hari.
Pihaknya juga menerjunkan tim reaksi cepat yang terdiri dari 22 penyuluh, 40 orang dari Puskeswan, 77 orang inseminator dan jajaran anggota PMI Kabupaten Boyolali.
Baca Juga: Pemerintah Gencarkan Vaksinasi PMK untuk Hewan Ternak Demi Tekan Penyebaran
Sementara, Kepala Desa Madu, Tri Haryadi mengatakan, saat ini dari 1.000 ekor sapi di desanya dan 700- 800 ekor sapi suspek atau bergejala PMK dapat kembali sehat.
Sehingga harga jual sapi dapat normal kembali yakni di kisaran Rp70-80 juta per ton dan tidak merugi.
“Dengan adanya PMK itu karena harga sapi sehat mestinya juga naik atau langka kemudian yang terdeteksi untuk penyakit itu mestinya juga tidak bisa dijual. Akhirnya peternak yang mengalami sapinya kena PMK jelas ruginya sangat besar,” ungkapnya.
Penulis : Kurniawan Eka Mulyana Editor : Purwanto
Sumber : Kompas TV