> >

Jangan Keliru, Ini Beda Flexing dan Personal Branding

Gaya hidup | 7 Juni 2022, 16:25 WIB
(Sumber: Freepik - timeimage)

Menurut Arvan, orang yang flexing biasanya ingin diakui bahwa ia memiliki kemampuan. Hal ini dilakukan agar ia bisa masuk ke dalam lingkaran pertemanan tertentu.

Selain itu, kita juga bisa merasa tertekan untuk terus memamerkan kehidupan kita, khususnya kekayaan. Biasanya pemicunya adalah pertanyaan pengikut seputar unggahan baru.

Hal ini tentu sangat sulit bagi para figur publik yang seolah dituntut untuk memberikan informasi terbaru seputar dirinya lewat media sosial. "Tapi dalam diri kita ‘kan suka ada bisikan, akhirnya kita selalu posting apa pun yang ada dalam diri."

Dari situ pula, akhirnya bisa membawa seseorang pada kebohongan. Agar terus dipuji oleh pengikut, kita akhirnya menghalalkan segala cara agar bisa menunjukkan kehidupan yang terlihat mewah.

Padahal, menurut Arvan, ketika sedang pamer, kita memang punya banyak pengagum. Akan tetapi, sebenarnya kita tak memiliki banyak teman. 

"Orang percaya kita sudah mendapatkan suatu privilege tertentu, tetapi orang itu tidak mau jadi temen kita karena orang lebih suka temenan sama orang yang tidak pamer."

Maka dari itu, Alvan memberikan satu kunci utama untuk menghindari perilaku ini. Kita harus selalu bersyukur. Jangan fokus pada pencapaian orang lain agar tak terjebak pada perasaan semu ini.

Selain itu, penting juga untuk melakukan kontrol diri ketika mulai muncul hasrat ingin memamerkan kekayaan kita.

Dengarkan perbincangan lebih lanjut seputar flexing atau informasi lainnya yang berisi kiat bisnis dan motivasi hidup hanya melalui siniar Smart Inspiration di Spotify.

Ikuti juga, ya, siniarnya agar kalian selalu terinfo tiap ada episode terbaru yang tayang pada Selasa, Rabu, dan Kamis!

Penulis: Alifia Putri Yudanti dan Fandhi Gautama

Baca Juga: Begini Cara Licik Doni Salmanan Dapat Cuan Lewat Quotex, dari Flexing sampai Pura-pura Trading


 

Penulis : Ristiana D Putri Editor : Desy-Afrianti

Sumber : Kompas TV


TERBARU