Seekor Gajah Sumatra Hamil Mati Diduga Diracun, Habitatnya Berubah Jadi Kebun dan Permukiman
Peristiwa | 26 Mei 2022, 22:07 WIBStaf Humas PT Arara Abadi, anak usaha Sinar Mas Forestry, Nurul Huda mengatakan, masih menunggu pengecekan bersama BBKSDA Riau perihal lokasi kematian gajah.
Menurut dia, lokasi itu sudah di luar konsesi perusahaannya. ”Tetapi, kami tetap masih menunggu hasil pengecekan di lapangan,” ujarnya.
Kisah pencarian dan rentetan masalah
Dari pantauan GPS Collar (kalung pemantau posisi) yang dipasang pada gajah Seruni di kantong habitat Giam Siak Kecil, pergerakan gajah diketahui tak berpindah selama dua pekan lamanya.
Khawatir terjadi konflik, tim pun mengecek ke lapangan. Tim bahkan menggiring kawanan gajah untuk menjauh dari areal sawit.
Penggiringan itu dilakukan setelah tim mendapati konflik tampak makin memanas. Sejumlah warga penggarap sawit diketahui resah dan mendesak agar gajah digiring menjauh.
Tim juga sempat mendapati adanya ancaman yang besar bagi keselamatan kawanan gajah itu.
Kemudian diketahui bahwa ternyata, kantong habitat gajah di wilayah Giam Siak Kecil seluas 90.000 hektar itu telah berubah menjadi kebun akasia, jalan, dan permukiman pendatang. Kondisi itulah yang menyebabkan kawanan gajah berpopulasi sekitar 40 ekor itu kian terdesak.
Ditambah lagi, sejak 2016, ada pembangunan jalan tol pada habitat kelompok gajah lainnya di wilayah Balai Raja. Pembangunan itu menyebabkan kawanan gajah Balai Raja yang berjumlah sekitar 20 ekor bermigrasi ke Giam Siak Kecil.
Akibatnya, populasi gajah yang signifikan di Giam Siak Kecil semakin padat.
Di saat yang sama, perambahan liar untuk kebun sawit juga kian meluas, hingga menimbulkan konflik ruang dan sumber daya.
Penulis : Fransisca Natalia Editor : Vyara-Lestari
Sumber : Kompas.id