> >

Kasus Pertama di Bantul, 5 Hewan Ternak Terjangkit Positif Penyakit Mulut dan Kuku

Berita daerah | 25 Mei 2022, 18:57 WIB
Peternak membawa sapi miliknya untuk dijual di Pasar Hewan Singosari, Malang, Jawa Timur, Jumat (13/5/2022). Wabah penyakit mulut dan kuku (PMK) di sejumlah daerah membuat harga sapi di pasar tersebut mengalami kenaikan antara Rp500.000 hingga Rp1 juta per ekor. (Sumber: Kompas.tv/Ant)

YOGYAKARTA, KOMPAS.TV - Lima hewan ternak di Baturetno, Banguntapan, Bantul positif terjangkit penyakit mulut dan kuku (PMK).

Hasil itu diketahui dari Balai Besar Veteriner (BBVet) Wates yang memeriksa sampel lima hewan ternak tersebut.

Pengambilan sampel dilakukan setelah ternak di Berbah, Sleman dinyatakan positif PMK.

Setelah ditelusuri hewan itu dibeli dari wilayah Bantul.

Menurut Kepala Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian (DKPP) Bantul Joko Waluyo, kasus ini menjadi kasus PMK pertama di Bantul.

Kendati demikian, sejak mendapat informasi dari wilayah Sleman terkait PMK, tempat penampungan ternak di Bantul sudah diisolasi.

Baca Juga: Sapi Tertular Virus PMK Diberi Jamu Herbal Agar Lekas Sembuh

Tempat penampungan ternak di Baturetno, Banguntapan, Bantul itu berisi 50 ekor hewan.

Ketika pertama kali ia mengecek, secara fisik kondisi ternak terlihat sehat.

“Kami intens mengawasi ternak, ternak lain sudah kami isolasi sejak kemarin sampai dua minggu mendatang,” ujar Joko Waluyo, Rabu (25/5/2022).

Supaya PMK tidak menyebar, Joko memastikan tidak boleh ada ternak ke luar atau masuk kandang penampungan itu.

Selain pengurus ternak, orang lain juga dilarang ke luar dan masuk kandang itu.

Ia mengimbau masyarakat tidak perlu panik dengan kasus PMK karena zoonosis bukan penyakit yang menular ke manusia.

Jika ada ternak mati, ia meminta ternak segera dikubur.

“Daging dikonsumsi tidak masalah, tetapi kepala, kaki, dan jeroan dikubur,” ucapnya.

Penulis : Switzy Sabandar Editor : Deni-Muliya

Sumber : Kompas TV


TERBARU