> >

Produksi Ratusan Petasan Hasil Belajar di Medsos, 8 Bocah SD dan SMP Diciduk

Kriminal | 25 April 2022, 03:35 WIB
Ilustrasi pengrebekan pelaku pembuat petasan atau mercon. (Sumber: TribunJateng/Mamdukh Adi Priyanto )

Selain dijual, petasan yang dibuat sejak awal Ramadan itu juga diledakkan atau digunakan sendiri oleh para pelajar.

Baca Juga: 1 Rumah di Sleman Hancur, Akibat Ledakan Petasan

Petasan tersebut dijual dengan harga Rp25.000 per buah. Keuntungan yang didapatkan pun lumayan karena dengan modal Rp70.000-80.000 bisa menghasilkan mercon dalam jumlah banyak.

"Sudah beroperasi sejak awal puasa. Sistemnya, mereka patungan dan setelah uang terkumpul diberikan ke M sebagai yang bertugas mencari bahan baku dan setelah bahan datang diracik 7 orang tersebut," jelas Ihsan.

"Kalau yang ratusan longsongan mercon itu mereka persiapkan untuk malam takbiran di Pajangan," imbuh Ihsan.

Ihsan mengungkapkan, pihaknya menyita 3 bungkus racikan mercon seberat 4 ons, 2 bungkus bubuk belerang/sulfur 2 kilogram, 2 bungkus bubuk potasium 1,8 kilogram, dan 1 bungkus alumunium 1,5 ons, serta 3 unit sepeda motor.

"Selain itu, kami juga sita 473 buah selongsong mercon yang belum jadi. Kemudian 17 mercon yang sudah jadi dengan berbagai ukuran," lanjutnya.

Para pelajar ini mengaku bisa membuat petasan secara otodidak dengan belajar di media sosial.

Pihak kepolisian pun masih akan terus melakukan pendalaman untuk kasus ini dan apabila terbukti bersalah akan dilanjutkan ke langkah hukum.

Baca Juga: Punya Tradisi Sembunyikan Petasan saat Ramadan, Rumah di Sleman Meledak dan Hancur Karena Ledakan!

"Kalau terbukti, mereka disangkakan Undang-Undang Darurat Nomor 12 Tahun 1951 dengan ancaman hukuman bisa sampai 20 tahun penjara," tutur Ihsan.

Sementara menurut pengakuan salah seorang pelaku, RAD, mereka membuat petasan saat orang tua sedang tidur.

Padahal orang tua mereka sudah melarang untuk membuat selongson tetapi malah diabaikan.

"Orangtua tidak tahu. Tahunya hanya buat selongsong terus dibilangin jangan gitu, tapi ya kami tetap buat," ucap si pelajar.

"Kalau yang buat setiap malam minggu, sekali merakit jadi berapa itu tergantung kertasnya, tapi rata-rata bisa 20 buah," kata dia.  

Penulis : Rizky L Pratama Editor : Fadhilah

Sumber : Kompas.com


TERBARU