> >

Aktivis Hewan Tolak Penjualan Ikan Hidup-Hidup, Ini Alasannya

Berita daerah | 16 April 2022, 14:32 WIB
Ilustrasi ikan segar. Act For Farmed Animals dan We Animals Media mengungkap kondisi buruk perihal budidaya ikan, penjagalan ikan, dan penjualan ikan di Indonesia. (Sumber: Shutterstock)

“Penelitian ilmiah menunjukkan bahwa ikan memiliki kapasitas untuk merasakan rasa sakit, ketakutan, dan stress,” ucapnya.

Studi lain juga menunjukkan bahwa ikan adalah hewan yang cerdas, mampu melakukan interaksi, memiliki hierarki sosial dan bahkan merasakan emosi.

Dokter dan ilmuwan hewan juga telah mempelajari banyak cara agar kualitas air, praktik budidaya, dan penjagalan dapat ditingkatkan guna mengurangi penderitaan dan mencegah kondisi tidak manusiawi seperti yang didokumentasikan dalam penyelidikan ini.

“Kami mengundang konsumen Indonesia untuk membantu mengubah kenyataan ini,” kata Angelina.

Perwakilan Sinergia Animal anggota Act For Farmed Animals, Fernanda Vieira menyayangkan ikan kerap dianggap makhluk yang kurang bisa merasakan karena orang-orang cenderung berpikir mereka tidak cukup cerdas atau sensitif.

“Para penjual dan pembudidaya ikan di Indonesia dapat mengadopsi langkah-langkah yang lebih baik yang direkomendasikan oleh para ahli kesejahteraan ikan,” tuturnya.

Selain itu, para aktivis hewan mendesak para ritel untuk menghentikan penjualan ikan hidup-hidup. Ritel besar di Indonesia masih menjual ikan secara hidup-hidup, seringkali tanpa adanya standar kesejahteraan yang memadai.

Baca Juga: Pemkot Siapkan Tempat Penjualan Ikan Di Pasar Modern Rufei Sebelum Diresmikan

Mereka juga masih memelihara ikan dalam tangki kecil di toko mereka, Padahal di dalamnya ikan-ikan hampir tidak bisa berenang dan mungkin mengalami rasa sakit, ketakutan, dan stres.

Penulis : Switzy Sabandar Editor : Gading-Persada

Sumber : Kompas TV


TERBARU