> >

Laris Manis Pembuatan Peci Rajut di Bantul saat Ramadan, Sudah 20 Tahun Buka Usaha

Berita daerah | 15 April 2022, 14:17 WIB
Produksi peci rajut Al-Husni di Pleret Bantul (Sumber: Switzy Sabandar/KOMPAS.TV)

YOGYAKARTA, KOMPAS.TV- Laris manis usaha pembuatan peci di Bedukan Pleret Bantul saat bulan Ramadan. Bahkan peningkatan pesanan sudah terasa sejak satu bulan sebelum puasa.

Biasanya dalam sebulan, usaha peci rajut Al-Husni mengantongi omzet Rp 4 sampai Rp 5 juta. Saat bulan Ramadan, peningkatan omzet mencapai dua kali lipat.

“Produksi peci juga bertambah dua kali lipat ketimbang bulan biasa, yang biasanya hanya 1.500 sampai 2.000 peci per bulan,” ujar Husni Habibulloh (22) pemilik usaha peci rajut Al-Husni, Kamis (14/4/2022).

Peci rajut Al-Husni sudah berdiri sejak 2002. Usaha peci berusia 20 tahun ini merupakan usaha keluarga Husni yang sebelumnya dijalankan oleh sang ayah. Karena ayahnya meninggal pada 2020, ia pun meneruskan usaha keluarga itu.

Baca Juga: Peci Bulu Ala Rusia, Manfaatkan Limbah Garmen

Banjir pesanan peci membuat Husni merasa bersyukur. Sebab, usaha ini sempat berhenti pada 2020, awal pandemi Covid-19.

“Waktu itu tidak ada pesanan peci sama sekali,” ucapnya.

Ia teringat pesan sang ayah, kalau bisa jangan mencari kerja tetapi ciptakan lah lapangan pekerjaan. Dari sini, ia termotivasi membangkitkan kembali usaha peci rajut.

Ada banyak jenis peci rajut yang diproduksi, mulai dari kopiah, peci rajut lipat, peci rajut aceh, peci taliban berwarna putih dan peci rajut ala Gus Dur yang diberi nama peci Bargus.

“Peci Bargus ini singkatan dari peci barokah Gus Dur,” tuturnya.

Peci Bargus memiliki bentuk yang lebih sederhana karena rajutannya tidak penuh dan dibuat berongga. Orang yang mengenakannya pun tidak mudah gerah.

Husni memiliki 20 karyawan yang dalam sehari bisa memproduksi peci hingga 10 buah. Untuk peci full rajut seperti peci rajut aceh, satu karyawannya bisa membuat tiga sampai empat buah. Sedangkan untuk model Bargus bisa tujuh sampai delapan buah per hari.

Ia menggunakan bahan baku kain strimin impor dari Jepang, benang nilon, pitrit, hingga tempurung kelapa yang dipasang sebagai hiasan di atas peci rajut aceh.

Baca Juga: Kreatif, Ubah Limbah Garmen Jadi Peci Bulu Rusia

Peci rajut ini sudah dipasarkan ke berbagai daerah di Indonesia, termasuk Sumatra dan Kalimantan. Bahkan, ada pula yang ke luar negeri.

Peci buatannya juga terkenal awet karena bisa dicuci dan tidak rusak. Soal harga, ia membanderol harga peci bervariasi tergantung modelnya, mulai dari Rp 15.000 sampai Rp 60.000 per buah.

 

Penulis : Switzy Sabandar Editor : Iman-Firdaus

Sumber : Kompas TV


TERBARU