> >

Perwira Pertama Gegana Brimob Polda Sulawesi Tenggara Meninggal Kecelakaan Usai Amankan Demo

Berita daerah | 11 April 2022, 22:46 WIB
Aksi Nasional 11 April 2022 di Kota Kendari, Provinsi Sulawesi Tenggara (Sultra), berujung bentrok. (Sumber: TribunnewsSultra/Fadli Aksar)

JAKARTA, KOMPAS.TV - Perwira Pertama Detasemen Gegana Brimob Polda Sulawesi Tenggara Ipda Imam Agus Husein dilaporkan meninggal dunia ketika melakukan pengamanan aksi unjuk rasa.

Diketahui Ipda Imam melakukan pengamanan aksi demonstrasi mahasiswa di wilayah Kendari pada Senin (11/4/2022).

Aksi demo mahasiswa itu menolak wacana penundaan Pemilu dan perpanjangan masa jabatan presiden.

Para pengunjuk rasa juga menuntut pemerintah untuk mencari solusi guna menurunkan harga bahan bakar minyak (BBM) yang kian melambung.

Kabid Humas Polda Sultra Kombes Pol Fery Walintukan di Kendari, Senin, mengatakan penyebab kematian Perwira Pertama Gegana tersebut masih dalam penyelidikan.

"Meninggal kecelakaan karena kepala terbentur pintu kendaraan taktis Brimob. Benar peristiwa itu terjadi saat tugas pengamanan aksi unjuk rasa," kata Fery dikutip dari Antara.

Baca Juga: Berikut Permintaan Pendemo Cipayung Plus Di Kantor DPRD Kota Sorong

Fery menjelaskan, pada pukul 15.45 WITA, korban tiba di Rumah Sakit Bhayangkara Kendari dalam keadaan sadar, dengan keluhan sesak dan nyeri.

Lalu pukul 15.50, pasien mulai gelisah, kesadarannya mulai menurun, tanda-tanda vital mulai tidak teraba dan kadar oksigen dalam darah mulai merosot.

Adapun tindakan yang dilakukan adalah pemasangan intubasi dan pemasangan oksigen 12 liter per menit. Namun pada pukul 17.30 WITA, korban dinyatakan meninggal.

"Kita tidak bisa berandai-andai. Tunggu investigasi penyebab kematian korban," katanya.

Sementara itu, Kepala Divisi Humas Polri Irjen Dedi Prasetyo menyebut penyebab Ipda Imam meninggal tak berkaitan dengan aksi pengamanan saat demo.

Ia juga membantah kabar anggota Brimob di Kendari itu meninggal karena bentrokan dengan massa pengunjuk rasa.

"Bukan (karena bentrok massa). Setelah mengamankan unjuk rasa, ada accident atau kecelaakaan mengakibatkan benturan fisik kena mobil," kata Dedi, dikutip dari tayangan langsung YouTube KOMPAS TV, Senin.

"Tapi dievakuasi dicoba ditolong, meninggal dunia dalam proses perawatan di rumah sakit, " imbuhnya.

Baca Juga: Aksi Mahasiswa 11 April di Kendari Berujung Bentrok, Polisi Tembakan Gas Air Mata

Penulis : Kiki Luqman Editor : Edy-A.-Putra

Sumber : Kompas TV


TERBARU