> >

Profil Masjid Kampus UGM: Undang Para Tokoh Publik Sebagai Penceramah dan Kisah Unik Pembangunannya

Berita daerah | 8 April 2022, 17:04 WIB
Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo membahas sejumlah hal saat mengisi ceramah tarawih di Masjid Universitas Gadjah Mada (UGM) Yogyakarta. (Sumber: Pemprov Jateng)

YOGYAKARTA, KOMPAS.TV - Beberapa tokoh publik dijadwalkan dan sudah mengisi ceramah di Masjid Kampus UGM, Daerah Istimewa Yogyakarta. 

Terbaru, usai memberikan ceramah, Gubernur DKI Jakarta Anies langsung dikerumuni oleh para jemaah yang hadir. Tak lupa, para jemaah juga mengabadikan momen itu dengan ponsel.

Tak hanya itu, teriakan 'presiden' berulang kali menggema dari para jemaah yang hadir di masjid tersebut.

Sejarah masjid ini berawal dari tahun 1998. Tepat saat pemerintahan Orde Baru dan Soeharto lengser di tanggal 21 Mei 1998, saat itu pula panitia pembangunan masjid kampus UGM tengah menentukan arah kiblat.

Baca Juga: Ceramah di Masjid Kampus UGM, Anies Terasa seperti Pulang ke Rumah Sendiri

Penentuan ini melibatkan pihak Departemen Agama RI (Depag) dan tim dari jurusan Teknik Geodesi UGM.

Dinukil dari masjidkampus.ugm.ac.id, Jumat (8/4/2022) setelah arah kiblat ditentukan, pembangunan Masjid Kampus dimulai dengan biaya yang tidak banyak, Rp60 juta.

Dulunya lokasi masjid itu adalah area pemakaman yang dinaungi oleh Perkumpulan Urusan Kematian Yogyakarta (PUKY) yang saat itu dipimpin oleh Onggo Hartono seorang pengusaha. 

Sedangkan tanah area pemakanan masih terhitung sultan ground, untuk merealisasikan gagasan pendirian masjid, Prof. Koesnadi sebagai Rektor akhirnya mengumpulkan beberapa mahasiswa arsitek membuat desain masjid.

Setelah desain masjid selesai dan perencanaan lebih siap, Prof. Adnan sebagai Rektor berikutnya, mengeluarkan SK kepanitiaan yang menunjuk Prof. Koesnadi Hardjasoemantri sebagai ketua panitia pembangunan masjid kampus.

Baca Juga: Bubur Sayur Lodeh, Takjil Sarat Filosofi di Masjid Kauman Yogyakarta

Setelah melalui pembahasan bersama pihak keraton, pihak keraton memutuskan bahwa makam tersebut boleh dijadikan lahan masjid tanpa perlu mengganti harga tanahnya.

Akhirnya, panitia menetapkan makam sebagai lokasi bakal Masjid Kampus dan segera melakukan pemindahan makam yang berasa di area itu. 

Penulis : Kiki Luqman Editor : Iman-Firdaus

Sumber : Kompas TV


TERBARU