Respons Ikatan Pelajar Muhammadiyah Soal Kekerasan Jalanan Melibatkan Remaja di Yogyakarta
Peristiwa | 6 April 2022, 14:15 WIBYOGYAKARTA, KOMPAS.TV- Aksi kekerasan jalanan yang memakan korban siswa SMA Muhammadiyah 2 Yogyakarta membuat Ketua Umum Pimpinan Pusat Ikatan Pelajar Muhammadiyah (PP IPM) Nashir Efendi angkat bicara. Korban yang berinisial D (18) asal Kebumen ini merupakan kader aktif di Pimpinan Ranting Ikatan Pelajar Muhammadiyah (PR IPM) SMA Muhammadiyah 2 Yogyakarta.
Menurut Nashir, kejadian kekerasan jalanan atau yang kerap disebut klitih ini terus berulang dan memakan korban jiwa, sehingga perlu dianalisis secara seksama dan dicari solusinya. Ia menyayangkan jika kekerasan jalanan yang melibatkan remaja terjadi di Yogyakarta yang dikenal sebagai kota pelajar.
“Harus terintegrasi, sekolah, polisi, masyarakat harus bersama-sama,” ujarnya, dalam siaran pers, Rabu (6/4/2022).
Baca Juga: Pemkot Yogyakarta Antisipasi Pola Baru Klitih: Tidak Tampak Dilatarbelakangi Geng Pelajar, Tapi...
Ia menilai CCTV perlu diperbanyak, pembinaan di sekolah juga digalakkan, serta patrol warga dan ketegasan aparat dalam memberikan sanksi dan penyelidikan.
Nashir berpendapat menangkap pelaku saja tidak cukup. Apalagi, pelaku masih usia sekolah yang secara hukum menjadi dilema.
“Jangan sampai dengan adanya celah hukum seperti ini membuka potensi untuk melakukan aksi kekerasan di kalangan anak muda di bawah umur. UU perlindungan anak membuat pelaku sedikit kebal dari hukum kriminal yang berlaku, dibutuhkan upaya peninjauan kembali tentang UU ini,” kata Nashir.
Sementara, Ketua Bidang Advokasi dan Kebijakan Publik PP IPM Mukhtara Rama mendorong kepada seluruh pihak yang berwajib agar kejadian semacam ini perlu diperdalam dan dicari akar masalahnya.
Bagi Rama, kekerasan jalanan adalah fenomena sistemik. Oleh karena itu, perlu ada perhatian bersama termasuk organisasi seperti IPM untuk mencari pendekatan terbaik mengantisipasi berkembangnya kasus kekerasan seperti ini.
Baca Juga: Ini Kata-Kata yang Picu Pelajar SMA Jadi Korban Klitih hingga Tewas di Yogyakarta
Penulis : Switzy Sabandar Editor : Purwanto
Sumber : Kompas TV