Pengakuan Membingungkan Sindikat Wartawan Gadungan yang Memeras Pegawai Toko Jejaring di Bantul
Kriminal | 25 Februari 2022, 03:05 WIBYOGYAKARTA, KOMPAS.TV - Di hadapan para korbannya, sindikat wartawan gadungan yang beraksi di Bantul ini mengaku sebagai keluarga inti. AS (51) dan NS (58) warga Surabaya adalah pasangan suami istri yang memiliki anak perempuan MA (37).
Status kekerabatan mereka terkuak ketika Polres Bantul menggelar jumpa pers ungkap kasus pemerasan yang terjadi di Bantul itu. Saat jumpa pers, polisi tidak menghadirkan tersangka pria AS karena masih diperiksa intensif.
Dalam jumpa pers, NS mengaku diajak AS dari Surabaya. Ia berdalih tidak tahu-menahu.
Baca Juga: Peras Kades, 4 Wartawan Gadungan Ditangkap Polisi
“Saya tidak tahu apa-apa, saya cuma diajak,” ujarnya Kamis (24/2/2022).
Ia juga mengaku tidak mendapat bagian dari AS. Ia hanya diberi uang untuk makan dan kebutuhan sehari-hari saja.
“Saya tidak pegang uang, dikasih uang hanya untuk beli makan dan belanja sabun,” ucapnya.
Sementara, MA mengaku baru sekali bertemu dengan AS di Solo. Ia dimintai tolong untuk membantu bertemu dengan klien.
“Ketika dimintai tolong, saya sedang di Yogyakarta ada pekerjaan di sini,” tuturnya.
Ia dimintai tolong untuk berkeluh kesah ke pegawai toko jejaring karena NS tidak berani protes. MA juga tidak memakan barang yang dibeli AS dan NS. Namun, ia tetap menjalankan perintah AS dan NS dengan mengaku mual di hadapan pegawai toko.
Setelah mendapatkan ganti rugi, ia menerima Rp1 juta dari AS untuk mengganti uang transport.
Baca Juga: Wartawan Gadungan Tipu Warga Hingga Puluhan Juta
“Uangnya saat ini sudah habis,” kata MA.
Sebelumnya diberitakan, bermodalkan kartu pers dan sejumlah tanda pengenal lembaga lainnya, sindikat penipu mengaku sebagai wartawan dan memeras pegawai toko jejaring di Bantul. Aksi itu pun akhirnya harus berakhir setelah tiga pelaku lebih dulu ditangkap polisi.
Penulis : Switzy Sabandar Editor : Hariyanto-Kurniawan
Sumber : Kompas TV