242 Siswa di Jambi Terpapar Covid-19, Belajar Daring Kembali Diberlakukan
Update corona | 20 Februari 2022, 19:03 WIBJAMBI, KOMPAS.TV - Sebanyak 242 siswa SMA Titian Teras Jambi dikabarkan positif terpapar Covid-19. Akibatnya, aturan belajar daring atau online harus kembali diterapkan di seluruh sekolah baik SMA dan SMK serta pendidikan khusus di Kabupaten Muarojambi dan Kota Jambi.
Aturan itu tertuang dalam Surat Edaran yang dikeluarkan oleh Pemerintah Provinsi Jambi Nomor :4 Sedisdik-1.1/2022.
Kapolres Muaro Jambi yang juga Wakil Satgas Covid-19 Muaro Jambi AKBP Yuyan Priatmaja menjelaskan, ada empat poin yang tercantum dalam aturan tersebut.
Pertama, seluruh sekolah baik SMA dan SMK serta pendidikan khusus di Kabupaten Muarojambi dan Kota Jambi melaksanakan pembelajaran jarak jauh atau daring selama sepuluh hari ke depan dimulai 18 sampai dengan 28 Februari 2022.
Kedua, untuk wilayah selain Kota Jambi dan Kabupaten Muaro Jambi, tetap melakukan pembelajaran tatap muka terbatas.
Ketiga, sekolah harus melakukan pengawasan dan memberikan pembinaan terhadap penyelenggaraan pembelajaran jarak jauh atau daring serta tetap melakukan langkah-langkah prosedural seperti memastikan penerapan protokol kesehatan secara ketat di lingkungan satuan pendidikan.
Baca juga: Antisipasi Klaster Baru Covid-19 Sejumlah Sekolah Di Sorong Kembali Laksanakan Pembelajaran Daring
Selanjutnya, percepatan vaksinasi Covid-19 bagi pendidik, tenaga kependidikan, dan peserta didik, kemudian segera melaporkan secara tertulis kepada Dinas Pendidikan Provinsi Jambi jika terdapat penambahan siswa dan/atau tenaga kependidikan yang positif Covid-19.
Terkait terpaparnya seluruh siswa SMA Titian Teras Jambi, Yuyan mengatakan, mereka kini diisolasi di Bapelkes Pijoan, Kabupaten Muarojambi yang lokasinya berdekatan dengan sekolah tersebut.
Yuyan menjelaskan, kasus siswa terpapar Covid-19 awalnya hanya ada satu orang pada 7 Februari lalu.
Namun, pihak sekolah saat itu tidak langsung melapor kepada Satgas Covid-19 setempat. Menurutnya, siswa yang dinyatakan positif tersebut hanya dipulangkan dari asrama.
"Pihak sekolah baru melapor ke Satgas pada 11 Februari lalu dan kemudian 12 Februari, kita langsung lakukan tracing (penelusuran) terhadap lebih kurang 680 orang siswa," kata Yuyan, Sabtu (19/2/2022), dikutip dari Antara.
Baca juga: EduTech, Mengefisienkan Intensitas Pembelajaran lewat Teknologi
Selain itu, Yuyan mengatakan, pihak sekolah juga dianggap sempat tidak terbuka terkait adanya siswa yang terpapar. Bahkan, terkesan menutup-nutupi.
Akibatnya, penanganan terlambat dilakukan sehingga menyebabkan dua ratusan siswa sekolah itu terkonfirmasi positif.
"Jika pihak sekolah cepat membuat laporan, penanganan bisa dilakukan lebih cepat. Pihak sekolah baru terbuka setelah Gubernur melakukan sidak," ucapnya.
Penulis : Baitur Rohman Editor : Edy-A.-Putra
Sumber : Antara