> >

Warga Gili Trawangan Keluhkan Tarif Air PDAM yang Baru: Ya Allah, dari Mana Uang Segitu Banyak?

Berita daerah | 8 Februari 2022, 14:06 WIB
Foto ilustrasi pulau wisata Gili Trawangan di masa sebelum pandemi. (Sumber: Kompas.tv/Vyara)

GILI TRAWANGAN, KOMPAS.TV – Di tengah lesunya sektor pariwisata akibat hantaman pandemi, warga di pulau wisata Gili Trawangan, Kabupaten Lombok Utara, Nusa Tenggara Barat, ribut-ribut di media sosial.

Biaya pemasangan pipa air bersih atau air tawar dan tarif air dari perusahaan penyuplai air tawar yang baru, ditengarai sebagai penyebabnya.

Ribut-ribut ini bermula dari unggahan Marta Saputra, seorang warga pemilik usaha hotel di Gili Trawangan. Ia mengunggah foto selembar surat bertuliskan Surat Permohonan Langganan berkop Pemerintah Kabupaten Lombok Utara dan Perusahaan Umum Daerah Air Minum (PDAM) Amerta Dayan Gunung yang diterimanya beberapa hari lalu.

Surat itu juga disertai lampiran bertera tarif air dalam tiga kategori. Selain itu, Marta juga mengunggah selembar surat berisi biaya pemasangan pipa air.

"Ya, saya terima suratnya empat hari lalu," ujar Marta pada KOMPAS.TV, Selasa (8/2/2022). 

Tarif pemasangan pipa air tawar perusahaan penyuplai air tawar yang baru. Warga Gili Trawangan mengeluhkan tarifnya yang dianggap mencekik leher. (Sumber: Istimewa)

Surat itu mencantumkan sejumlah harga bervariasi untuk pemasangan/penyambungan pipa air yang mencakup area Gili Trawangan dan Gili Meno. Biaya paling murah yakni untuk penyambungan pipa air berukuran setengah inci, tarifnya Rp5,3 juta.

Sementara untuk ukuran pipa tiga perempat inci, tarifnya Rp6 juta. Untuk pipa berdiameter 1 inci, ongkosnya Rp7,6 juta. Sementara untuk pipa 1 setengah dan 2 inci masing-masing dipatok seharga Rp10 juta dan Rp12,5 juta.

Baca Juga: Warga di Lahan Sengketa Gili Trawangan Inginkan Sertifikat Tanah, tapi Gubernur NTB Tak Bisa Janji

Sebagian besar warga menganggap, biaya pemasangan pipa yang dipatok paling murah seharga Rp5,3 juta itu mencekik leher di tengah situasi masyarakat yang menderita akibat pandemi. 

Selama ini, Gili Trawangan memang bertumpu pada sektor pariwisata. Namun, dua tahun belakangan, banyak usaha warga yang gulung tikar terhantam pandemi Covid-19. 

Lampiran berisi tarif air tawar dalam tiga kategori yang ditawarkan perusahaan penyuplai air tawar di Gili Trawangan. Sebagian besar warga Gili Trawangan memprotes tarif air yang dinilai terlalu mahal itu. (Sumber: Istimewa)

Baca Juga: Pelaku Pariwisata Gili Trawangan: Dulu Saya Pikir Pandemi Bakal Selesai 2 Minggu, Ternyata … (2)

Selain biaya pemasangan pipa yang mahal, warga juga mengeluhkan tarif air yang pula dinilai tak bersahabat. Dalam surat itu tertera tarif air tawar per meter kubik (m3) dalam tiga kategori, yakni Sosial sebesar Rp34.000, Rumah Tangga Rp35.000 dan Niaga Rp37.000.

Ya Allah… Zaman sekarang dari mana dapet uang segitu banyak?” tulis seorang warga.

Musim rame aja blm tentu berani bayar segitu, apalagi sekarang… Oh nooo,” ujar warga lainnya.

Sebagai masyarakat kecil, saya tidak mampu… Yang lama jauh lebih murah dan semoga yang lama selalu tetap aktif,” tutur warga lainnya.

Ini mahal banget. PT BAL harga meternya 2 juta. Trus harga air untuk masyarakat cuma 18ribu,” komentar warga lainnya.

Sekadar informasi, sebagian besar warga dan pengusaha yang tinggal di pulau wisata tanpa sungai dan mata air ini mengandalkan pasokan air tawar hasil penyulingan air laut atau desalinasi dari perusahaan penyuplai air tawar atau air bersih.

Untuk kebutuhan air keseharian, juga kebutuhan para wisatawan, warga mengandalkan air tawar yang disuplai oleh GNE/BAL, perusahaan penyuplai air bersih yang selama ini beroperasi di Gili Trawangan sejak tahun 2011.

Baca Juga: Pandemi Tak Kunjung Usai, Kolam Renang Jadi Kolam Ikan di Gili Trawangan

Untuk pemasangan atau penyambungan pipa air dan harga air, GNE/BAL memberlakukan tarif yang berbeda. 

Untuk biaya penyambungan pipa, dikenakan tarif Rp2 juta. Sementara, tarif air per m3 yang dibagi dalam tiga kategori itu juga memiliki harga yang berbeda. Untuk kategori Sosial yang mencakup masjid dan mushola, GNE/BAL tidak mematok tarif alias gratis. Kategori Rumah Tangga memiliki tarif Rp18.000 per m3. 

“Jika Rumah Tangga menggunakan lebih dari 6 m3 per bulan, maka akan dikategorikan ke tarif Bisnis. Karena jika lebih dari 6 m3, artinya mereka juga menggunakan air untuk bisnis, seperti homestay dan sebagainya. Penggunaan normal (kategori) Rumah Tangga adalah 3 – 4 m3 per bulan,” jelas Direktur Utama PT BAL John Matheson saat dihubungi KOMPAS.TV pada Senin (7/2).

Sementara untuk kategori bisnis, tarifnya terbilang lebih tinggi ketimbang yang ditawarkan perusahaan penyuplai air tawar yang baru, yakni Rp41.500. Harga ini sudah termasuk diskon akibat pandemi Covid-19 dari tarif semula sebesar Rp46.500.

Selain harga pemasangan pipa yang mahal, warga juga diributkan soal kabar bahwa PT GNE/BAL, perusahaan penyuplai air bersih yang selama ini beroperasi di Gili Trawangan, akan ditutup. John Matheson mengaku mendengar kabar tentang penutupan usahanya dari salah seorang pelanggannya. Namun, ia sendiri belum menerima pemberitahuan secara resmi terkait kabar itu.

“Dari yang saya dengar dari pelanggan kami, mereka mencoba menutup (operasional) kami,” tutur Matheson pada  tanpa menyebut siapa "mereka" yang dimaksud. 

“Tapi saya tidak tahu atas dasar apa? Dan saya belum menerima pemberitahuan resmi,” pungkasnya.

Baca Juga: Ada Pembangunan Instalasi Desalinasi Air Laut di Pantai, Krisis Lingkungan Ancam Gili Trawangan

Adapun perusahaan penyuplai air tawar yang baru itu terkait dengan pembangunan reservoir atau penampungan air di pantai utara Gili Trawangan yang pembangunannya telah berlangsung sejak akhir tahun 2021 dan masih berlangsung hingga kini.

Pembangunan reservoir yang dilakukan oleh PT Tiara Cipta Nirwana (TCN) di area sempadan pantai ini menimbulkan kontroversi karena dianggap merusak lingkungan.

 

Penulis : Vyara Lestari Editor : Iman-Firdaus

Sumber : Kompas TV


TERBARU