Mirip Jurassic Park, Dinosaurus di Bantul Bisa Ditunggangi seperti Kuda
Berita daerah | 3 Februari 2022, 19:07 WIBBANTUL, KOMPAS.TV- Dinosaurus bermunculan di Bantul, Yogyakarta. Tepatnya, di Jagad Art Studio Bantul. Tempat ini mirip film Jurassic Park yang melegenda itu.
Sebuah workshop di Petet, Potorono, Banguntapan, Bantul ini memajang T-rex setinggi tiga meter. Tidak hanya raja dinosaurus yang ada di tempat ini, jenis lainnya pun juga bisa dilihat, seperti triceratops, stegosaurus, dan velociraptor.
Dinosaurus ini tentu bukan benar-benar binatang purba yang sudah punah itu. Muhammad Iqbal Firmansyah adalah penggagas replika dinosaurus ini. Sejak 2018, laki-laki berusia 22 tahun itu mengembangkan dino animatronik atau replika dinosaurus yang bisa bersuara, bahkan bergerak.
Baca Juga: Sensasi Makan Balungan Dinosaurus! di Warung Sop & Sate Pak Bayu Jogja
Ide membuat replika dinosaurus ini muncul ketika ia berkunjung ke sebuah taman hiburan. Saat itu, ia melihat replika dinosaurus yang tidak boleh dipegang pegunjung.
“Akhirnya kepikiran untuk bikin sendiri,” ujar Iqbal, Rabu (3/2/2022).
Ia melakukan riset sebelum membuat replika dinosaurus. Tujuannya, supaya bagian tubuh dinosaurus yang dihasilkan bisa bergerak, seperti bagian mulut, leher, dan ekor, serta bersuara seperti aslinya.
Supaya semakin mirip dengan dinosaurus asli, Iqbal memakai bahan dasar busa yang mudah dibentuk dengan kerangka besi hollow atau batang besi berongga. Pada bagian luar, ia melapisi dengan kulit yang terbuat dari campuran silikon, cat elastis dan kain kasa sehingga tidak mudah robek dan tahan api.
Lebih dari 100 dino animatronik buatan Iqbal bersama dengan delapan orang pekerjanya sudah beredar di daerah-daerah di Jawa, seperti Jember, Blitar, Kediri, Magetan, Rembang, Purbalingga, Pekalongan, Pemalang dan Jakarta. Sementara untuk DIY, ada di Taman Pintar. Ia membanderol harga Rp5 sampai Rp90 juta untuk replika dinosaurus animatronik.
Menurut Iqbal, apa yang dikerjakannya saat ini merupakan bentuk edukasi kepada masyarakat, terutama anak-anak, supaya memahami wujud binatang purba tersebut.
Penulis : Switzy Sabandar Editor : Vyara-Lestari
Sumber : Kompas TV