> >

Hujan Abu Vulkanik Tipis Kembali Terjadi akibat Awan Panas Guguran Gunung Semeru

Update | 5 Januari 2022, 16:02 WIB
Gunung Semeru kembali mengeluarkan awan panas guguran, Rabu (5/1/2022) dan mengakibatkan hujan abu vulkanik tipis. (Sumber: BNPB)

LUMAJANG, KOMPAS.TV – Hujan abu vulkanik tipis kembali terjadi di wilayah Desa Kebonseket Kecamatan Candipuro dan Desa Penanggal Kecamatan Pronojiwo Kabupaten Lumajang, Jawa Timur, Rabu (5/1/2022).

Melalui keterangan tertulis Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BPNB), disebutkan, hujan abu vulkanik tipis tersebut akibat Gunung Semeru kembali luncurkan Awan Panas Guguran (APG).

Gunung itu kembali memuntahkan awan panas guguran pada Rabu (5/1/2022) pagi, pukul 08.35 WIB.

“Pos Gunung Api Semeru Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) mencatat jarak luncur mencapai 5000 meter ke arah Besuk Kobokan dan Besuk Lengkong," kata Pelaksana Tugas (Plt) kepala Pusat Data, Informasi, dan Komunikasi Kebencanaan BNPB, Abdul Muhari.

Baca Juga: Gunung Semeru Kembali Muntahkan Guguran Awan Panas

Menurutnya, pergerakan seismograf menunjukan amplitudo maksimum 26 milimeter dengan durasi 969 detik.

Seiring dengan keluarnya awan panas guguran tersebut, juga teramati kolom abu berwarna cokelat setinggi kurang lebih 1500 meter di atas puncak.

Intensitas kolom abu tersebut cukup tebal, menuju ke arah tenggara dan selatan.

“Hal ini berdampak hujan abu vulkanik tipis di wilayah Desa Kebonseket Kecamatan Candipuro dan Desa Penanggal Kecamatan Pronojiwo Kabupaten Lumajang, Jawa Timur,” ujarnya.

Meski terjadi awan panas guguran dan kolom abu, dilaporkan kondisi masyarakat terpantau aman dan kondusif.

Sebagai informasi, status aktivitas Gunung Semeru masih berada di Level III (Siaga) sejak 16 Desember 2021.

Masyarakat direkomendasikan untuk tidak melakukan aktivitas apapun di sektor Tenggara di sepanjang Besuk Kobokan sejauh 13 Kilometer dari puncak.

Baca Juga: Potongan Tubuh Korban Erupsi Gunung Semeru Dikuburkan, Nisan Ditulis Kode Jenazah

Di luar jarak tersebut, agar masyarakat tidak melakukan aktivitas pada jarak 500 meter dari tepi sungai (sempadan sungai) di sepanjang Besuk Kobokan karena berpotensi terlanda perluasan awan panas dan aliran lahar hingga jarak 17 km dari puncak.

Masyarakat juga diimbau mewaspadai potensi APG, guguran lava, dan lahar di sepanjang aliran sungai/lembah yang berhulu di puncak Gunung Api Semeru.

Terutama sepanjang Besuk Kobokan, Besuk Bang, Besuk Kembar, dan Besuk Sat serta potensi lahar pada sungai-sungai kecil yang merupakan anak sungai dari Besuk Kobokan.

Penulis : Kurniawan Eka Mulyana Editor : Desy-Afrianti

Sumber : Kompas TV


TERBARU