> >

Jokowi Ingin Santri NU Jadi Lokomotif Perubahan yang Menyejahterakan Rakyat

Muktamar nu | 22 Desember 2021, 12:14 WIB
Presiden Jokowi saat akan membuka Muktamar ke-34 Nahdlatul Ulama dengan tema Menuju Satu Abad NU, Membangun Kemandirian Warga untuk Perdamaian Dunia di Lampung, Rabu (22/12/2021). (Sumber: Tangkapan Layar Youtube Setpres)

 

LAMPUNG, KOMPAS.TV- Presiden Joko Widodo (Jokowi) menyadari pemerataan pembangunan dan ekonomi bukan suatu hal yang mudah dilakukan.

Untuk itu, Presiden berharap santri-santri Nahdlatul Ulama bisa menjadi kekuatan lokomotif perubahan yang menyejahterakan masyarakat.

Pernyataan itu disampaikan Jokowi saat akan membuka Muktamar ke-34 Nahdlatul Ulama (NU) dengan tema 'Menuju Satu Abad NU, Membangun Kemandirian Warga untuk Perdamaian Dunia' di Lampung, Rabu (22/12/2021).

“Pemerataan memang bukan sebuah hal yang gampang untuk di lakukan, tetapi saya melihat bahwa kekuatan di NU sekarang, anak muda yang pinter-pinter, santri-santrinya yang pinter-pinter yang keluaran banyak dari universitas yang besar dari seluruh negara yang ada di dunia ini,” ucap Jokowi.

Baca Juga: Jokowi di Muktamar NU: Terima Kasih, Saya Rasakan Betul Ajakan Kyai Tingkatkan Vaksinasi Masyarakat

“Apabila ini bisa dirajut dalam sebuah kekuatan lokomotif, Saya meyakini ini bisa menarik gerbong-gerbong yang ada di bawah untuk bersama-sama dalam rangka menyejahterakan kita semuanya,” tambahnya.

Tidak hanya dukungan, Presiden Jokowi dalam kesempatan tersebut dengan secara terbuka juga menawarkan kepada santri-santri sebuah wadah seperti halnya PT atau kelompok usaha.

“Pemerintah, saya menyiapkan, kalau siap, saya menyiapkan konsesi, baik itu yang konsesi terserah mau dipakai untuk lahan pertanian silahkan, saya juga ingin menyiapkan konsesi Minerba, yang pengen bergerak di usaha-usaha nikel misalnya, usaha-usaha batubara, usaha-usaha boksit, usaha-usaha tembaga silahkan,” ujar Jokowi.

Dalam pesannya, mantan Gubernur DKI Jakarta itu berharap usaha-usaha ini dilakukan dalam kelompok besar sehingga nantinya bisa menarik gerbong-gerbong yang lain untuk menikmati.

Baca Juga: Said Aqil Siradj di Muktamar ke-34 NU: Nasionalisme dan Agama Tidak Boleh Dipertentangkan

“Ini memerlukan sebuah kerja besar tetapi saya melihat potensi di Nahdlatul Ulama itu ada, tinggal merajutnya,” kata Jokowi.

“Yang berkaitan dengan teknologi, Saya melihat juga yang pinter-pinter lulusan teknologi ini sangat banyak sekali, santri-santri yang dokter dokternya banyak sekali yang muda-muda, karena apapun ke depan yang namanya teknologi harus mau tidak mau kita harus masuk ke sana,” tambah Jokowi.

Penulis : Ninuk Cucu Suwanti Editor : Gading-Persada

Sumber : Kompas TV


TERBARU