> >

Buntut Omeli Warga yang Lapor Dirampok, Aipda Rudi Terancam Dikeluarkan dari Polda Metro

Hukum | 15 Desember 2021, 17:10 WIB
Ilustrasi polisi. Aida Rudi Panjaitan, anggota polisi yang bertugas di Sentra Pelaporan Kepolisian (SPK) Polsek Pulo Gadung terancam dimutasi keluar dari Polda Mero Jaya, setelah mengomeli seorang warga bernama Meta Kumala yang datang melapor telah menjadi korban perampokan beberapa waktu lalu. (Sumber: Tribunnews.com)

JAKARTA, KOMPAS.TV - Aida Rudi Panjaitan, anggota polisi yang bertugas di Sentra Pelaporan Kepolisian (SPK) Polsek Pulo Gadung terancam dimutasi keluar dari Polda Mero Jaya.

Diketahui, Aipda Rudi viral dan menjadi sorotan usai mengomeli laporan seorang warga bernama Meta Kumala yang menjadi korban perampokan beberapa waktu lalu.

Pengakuan Meta, alih-alih mendapat bantuan saat melapor, ia justru dimarahi dan diminta pulang oleh Aipda Rudi.

Atas tindakan Aipda Rudi itulah, Kapolda Metro Jaya Irjen Fadil Imran pun meminta jajarannya dari Polres Jakarta Timur untuk melaksanakan sidang disiplin terhadapnya.

"Saya minta ini yang Jakarta Timur segera propose lakukan sidang disiplin untuk dia mutasi tour of area. Keluar dari Polda Metro Jaya," ucapnya.

Baca juga: Ternyata Polisi yang Abaikan Korban Tabrak Lari adalah Anggota PJR Polda Sulsel, Ini Penjelasannya

Fadil menuturkan, apa yang dilakukan Aipda Rudi mencoreng nama lembaga kepolisian dan menyakiti perasaan masyarakat.

"Masyarakat datang melapor bukannya dilayani tapi yang terjadi justru menyakiti hati masyarakat."

"Catat betul ini, ke depan jika ada anggota yang menodai kemurnian profesi, saya minta Kabid Propam dan jajaran tuntut dengan hukuman mutasi tour of area," ujarnya.

Diberitakan sebelumnya, seorang wanita bernama Meta Kumala (32) menjadi korban pencurian di Jalan Sunan Sedayu, Rawamangun, Selasa (7/12/2021) lalu.

Meta kehilangan tas yang berisi kartu ATM, KTP, kartu kredit, hingga kunci mobil. Selain itu, uangnya senilai Rp7 juta ikut raib.

Pada malam itu juga, Meta melaporkan bahwa dirinya menjadi korban pencurian. Ia melapor ke Polsek Pulogadung. Meta menyebutkan bahwa ia kehilangan uang senilai Rp 7 juta dan beberapa kartu yang ditaruh di dalam tasnya.

"Saya nyebutlah ada lima kartu ATM (yang hilang). Terus salah satu polisi itu berucap, enggak enak nadanya," ujar Meta. "Dia bilang, 'Ngapain sih Ibu punya ATM banyak-banyak? Kalau gini kan jadi repot. Percuma kalau dicari juga pelakunya. Memang Ibu enggak tahu adminnya itu mahal?'," ucap Meta menirukan omongan polisi tersebut.

Baca juga: Joseph Suryadi Resmi jadi Tersangka Penistaan Agama, Ini Tuduhannya

Meta pun kecewa. Ia sedang susah, tetapi malah kena omel polisi. Meta juga menyayangkan ucapan yang keluar dari polisi itu.

"Bukan sesuatu yang penting dan enggak banget disampaikan oleh polisi, dan saya langsung sudah ilfeel (hilang feeling) lah istilahnya. Ini polisi gimana sih, enggak ada iba, enggak ada simpati," kata Meta.

"Caranya menyampaikan enggak pas ya, karena saya sedang kesusahan. Terus kenapa bahas ATM banyak?! Adminnya mahal?!" tutur Meta.

Di Mapolsek Pulogadung, Meta ditanya nama lengkap, tanggal lahir, dan barang-barang yang hilang. Namun, setelah itu, polisi tidak memberi tahu kepada Meta soal prosedur selanjutnya.

"Saya cuma nulis nama, tanggal lahir, apa aja yang hilang. Udah, selesai. Setelah itu udah, jadi tidak ada tindak lanjut prosedurnya apa setelah saya dirampok gitu," ujar Meta.

Baca juga: Pemuda Pancasila Bakal Pecat Anggotanya yang Jadi Tersangka Kericuhan Demo di DPR

Meta kemudian disuruh pulang untuk menenangkan diri.

"Dia bilang, 'Sudah, Ibu mendingan pulang saja dan tenangin diri'," kata Meta menirukan omongan polisi itu.

"Dalam hati saya, Pak, kalau gampang mah anak SD saya minta tolong bantu nyari. Saya enggak habis pikir, makanya saya kecewa banget. Kasus saya enggak ditangani, malah saya diomelin," ujar Meta.

 

Penulis : Baitur Rohman Editor : Vyara-Lestari

Sumber : Kompas TV


TERBARU